 
                Dia menerangkan, berdasarkan tinjauan asrronomi atau ilmu falak, ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk mengecek arah kiblat. Di antaranya adalah menggunakan kompas theodolite dan fenomena posisi matahari tepat di atas Kakbah.
"Bagi unat Islam yang bertempat tinggal di wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT) tidak mendapatkan peristiwa Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat," tambahnya.
Baca juga: Kasih Solusi Ibu-Ibu Rebutan Bayi, Abu Nawas: Dibagi Jadi Dua Aja
Baca juga: Hukum Mengonsumsi Makanan di Daerah Mayoritas Nonmuslim
Ia menjelaskan, di wilayah waktu Indonesia timur tidak mengalami peristiwa ini dikarenakan matahari sudah terbenam. Sehingga, tidak bisa menghasilkan bayang-bayang benda.
Dalam peristiwa ini, Kemenag mengimbau kaum Muslimin yang mempunyai pedoman arah kiblat untuk dapat menyesuaikan dengan arah bayang-bayang benda tersebut.