Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

15 Muslimah Pejuang, Ada Pahlawan dari Aceh Penakluk Belanda

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 18 Juli 2022 |11:08 WIB
15 Muslimah Pejuang, Ada Pahlawan dari Aceh Penakluk Belanda
Ilustrasi Muslimah pejuang. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

PERAN para Muslimah dalam perjuangan Islam tidak perlu diragukan lagi. Mereka memiliki kontribusi yang sangat besar melalui bidang masing-masing yang menjadi keahliannya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa para Muslimah juga memberikan peran yang signifikan dalam dunia Muslim sebagai intelektual hingga pejuang.

Adapun urutan yang ditampilkan di bawah ini menyoroti berbagai kontribusi para Muslimah sepanjang abad pertengahan hingga awal abad ke-20. Siapa saja mereka? Berikut ini 15 di antaranya, sebagaimana dikutip dari Muhammadiyah.or.id:

Baca juga: Cerita Gadis Cantik Ucap Syahadat Diantar Ibunya yang Non-Muslim, Beri Dukungan Penuh 

1. Khadijah binti Khuwailid (wafat 620)

Sebelum pernikahannya yang terkenal dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, Khadijah merupakan seorang tokoh penting dalam dirinya sendiri, menjadi saudagar yang sukses dan salah satu tokoh elite Makkah.

Dia memainkan peran sentral dalam mendukung dan menyebarkan keyakinan Islam. Salah satu perempuan terpenting Islam awal lainnya yaitu Fatimah al-Zahra’, adalah putri Nabi dari Khadijah dan hanya melalui dirinya (terutama melalui kedua putranya, al-Hasan dan al-Husain) bahwa garis keturunan Nabi Muhammad tetap terjaga.

Fakta-fakta ini membuat Fatimah dan Khadijah di antara tokoh-tokoh perempuan yang paling dihormati dalam sejarah Islam.

2. Fatimah Az-Zahra' binti Muhammad (wafat 632)

Sebagai putri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan istri pertamanya Khadijah binti Khuwaylid (wafat 620), Fatimah memainkan peran penting dalam komunitas Muslim awal di Makkah dan Madinah.

Ia, bersama keluarganya, mengalami penganiayaan keras dari kaum Quraisy di Makkah sebelum pindah ke Madinah pada tahun 622.

Selama hidup Nabi, Fatimah menjalani (dan secara aktif berpartisipasi) dalam semua perkembangan besar dalam pendirian agama Islam. Tidak lama setelah tiba di Madinah, Fatimah menikah dengan ‘Ali bin Abi Thalib (w. 661).

3. Nusaiba binti Ka'ab al-Anshariyyah (w. 634)

Nusayba dikenal sebagai Umm ‘Ammara. Dia adalah anggota suku Bani Najjar dan salah satu yang paling awal masuk Islam di Madinah. Sebagai sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, ada banyak keutamaan yang dikaitkan dengannya. Yang paling diingat tentang perempuan tangguh ini adalah mengambil bagian dalam Pertempuran Uhud (625), di mana dia membawa pedang dan perisai, berperang melawan kuffar ahli Makkah.

Selama pertempuran dia mendapati beberapa luka tombak dan panah. Setelah menderita luka ke-12, dia jatuh pingsan dan pertanyaan pertama yang ditanyakan ketika bangun (sehari kemudian di Madinah) adalah: “Apakah Nabi selamat?” bukti kesetiaan dan komitmennya pada Islam.

4. 'Aisyah binti Abu Bakar (w. 678)

'Aisyah merupakan istri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang mungkin memiliki pengaruh paling besar pada komunitas Muslim setelah kematiannya. Dia memainkan peran sentral dalam penyampaian ajaran Islam.

Dia adalah salah satu perawi utama hadis dalam tradisi Sunni. Dalam banyak hal, ‘Aisyah adalah salah satu tokoh yang paling penting di awal Islam, terutama karena implikasi dari tindakannya terhadap partisipasi perempuan di ruang publik berbenturan dengan konsepsi Islam konservatif.

Baca juga: Penting Tahu! 5 Fakta Unik Azan, Bikin Setan Takut Terkentut-kentut 

5. Asma’ binti Abu Bakar (w. 692)

Putri Abu Bakar dan kakak perempuan ‘Aisyah (w. 58/678), Asma’ adalah salah satu yang paling awal masuk Islam di Makkah. Dia menikah dengan al-Zubair bin al-‘Awwam (w. 656). Keturunan dari kedua pasangan ini kelak akan menjadi tokoh politik dan intelektual terkemuka selama abad pertama Islam.

Asma ‘dianggap sebagai salah satu Sahabat Nabi yang paling terpelajar dan banyak sumber menekankan integritas, ketabahan, dan keberaniannya. Sebagai generasi awal Islam, ia mengalami banyak penganiayaan yang dialami Muslim awal di Makkah dan dipaksa untuk bermigrasi ke Madinah pada tahun 622.

Seperti banyak perempuan Muslim lainnya, ia berpartisipasi dalam Pertempuran Yarmouk (636) melawan Bizantium. Setelah wafatnya Nabi, dia adalah salah satu otoritas terkemuka dalam ajaran Islam, meriwayatkan sejumlah besar hadis.

Salah satu putranya, yaitu ‘Urwah bin al-Zubair (w. 713) menjadi salah satu ulama paling terkemuka, terutama di bidang hadis.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement