Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Hasan Al Bashri: Ulama Besar Ahli Banyak Ilmu, Murid Sahabat-Sahabat Nabi

Hantoro , Jurnalis-Senin, 12 September 2022 |10:00 WIB
Mengenal Hasan Al Bashri: Ulama Besar Ahli Banyak Ilmu, Murid Sahabat-Sahabat Nabi
Ilustrasi sosok ulama besar Hasan Al Bashri. (Foto: Istimewa/Islamweb/Okezone)
A
A
A

Berguru kepada Sahabat-Sahabat Nabi

Di antara guru-guru Hasan Al Bashri dari golongan sahabat Nabi adalah Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Abdullah bin Mughaffal, 'Amr bin Taghlib, Abu Burzah Al Aslami, dan masih banyak lagi. Menurut Ibnu Hibban, Hasan Al Bashri telah menimba ilmu kepada 120 tokoh dari golongan sahabat. (Ibnu Hibban, ats-Tsiqqat [Beirut: Dar Fikr], 1996, volume IV: 123)

Di antara petuahnya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah, "Ingatlah bahwa berpikir sebelum mengambil keputusan akan mendatangkan kebaikan dan menyesali perbuatan dosa akan menjauhkan dari keburukan. Waspadalah dengan kenikmatan dunia karena ketenteraman di dalamnya hanyalah semu, angan-angan meraihnya adalah racun, puncaknya adalah keburukan. Ada kalanya nikmat dunia menggelincirkan dari ketaatan kepada Allah. Ada kalanya nikmat dunia adalah musibah yang merusak agamamu. Waspadalah, sungguh Allah akan membalas hambanya yang taat dan menyiksa hamba-Nya yang durhaka."

"Ingatlah! Allah telah menjadikan kenikmatan dunia sebagai ujian bagi para nabi dan rasul serta pelajaran bagi umatnya. Sungguh orang yang lalai lagi durhaka kepada Allah menyangka bahwa mereka sedang dimuliakan Allah dengan kenikmatan dunia padahal ketika itu mereka sedang dijauhkan dari mengingat Allah."

"Ingatlah! Waktu adalah seorang tamu yang datang kepadamu dan ia akan berlalu meninggalkanmu. Seandainya engkau memuliakan waktu dengan beribadah dan berbuat baik niscaya waktu akan menjadi saksi kebaikanmu di hari kiamat. Dan seandainya engkau menghinakan waktu dengan bermaksiat dan berbuat buruk niscaya ia akan menjadi saksi keburukanmu di hari kiamat."

"Ingatlah! Sisa umur yang tersisa bagimu di dunia tak ternilai harganya dan tidak dapat tergantikan dengan yang lain. Dunia dan seisinya tak akan mampu menyamai nilai satu hari yang tersisa dari usiamu. Maka, jangan engkau tukar sisa usiamu yang sangat bernilai dengan kenikmatan dunia yang hina. Koreksilah dirimu setiap harinya, waspadalah atas kenikmatan dunia, jangan sampai engkau menyesal ketika telah datang ajal kematianmu. Semoga nasihat ini bermanfaat bagi kita dan Allah berikan kita akhir hidup yang baik." (Syekh Abu Nu'aim Al Ashbihani, Hilyatul Auliya' [Kairo: Maktabah at-Taufiqiyyah], 2007, volume II: 128)

Hasan Al Bashri mewasiatkan, "Seandainya engkau tidak mampu berpuasa di siang hari dan engkau tak mampu menjalankan sholat malam. Ingatlah! Engkau sedang terbelenggu oleh dosa dan maksiat."

Ulama besar satu ini wafat pada tahun 110 Hijriah di Kota Basrah. Diceritakan, suatu ketika Malik bin Dinar pernah bercerita tentang mimpinya bertemu Hasan Al Bashri. Dalam mimpi itu Hasan Al Bashri memakai pakaian yang sangat indah dan bersinar wajahnya.

"Bukankah engkau telah wafat? Lantas apakah yang membuatmu diberikan Allah derajat yang tinggi ini?" tanya Malik bin Dinar.

Hasan Al Bashri menjawab, "Aku diberikan Allah derajat orang-orang yang bertakwa karena rasa sedihku atas dosa-dosa yang aku lakukan. Katahuilah bahwa orang yang banyak bersedih atas dosa-dosa yang dia perbuat akan mendapatkan banyak kebahagiaan di akhirat." (Syekh Jamaluddin Ibnu Jauzi, Hasan Al Bashri, Zuhduhu wa Mawa'idzuhu [Beirut: Dar An-Nawadir], 2007: 32)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement