INILAH cerita lucu Abu Nawas dengan tiga orang tuli. Dikisahkan ada seorang gembala yang mempunyai masalah dengan pendengarannya alias tuli. Meskipun tidak bisa mendengar sejak lahir, ia tidak pernah mengeluh dengan kekurangannya itu.
Kegiatan sehari-hari pria tuli itu adalah menggembala domba-dombanya di bukit padang rumput yang tidak jauh dari rumahnya.
Suatu hari saat sedang menggembala domba-dombanya, dia merasakan sakit perut. Ia sudah tidak kuat menahannya untuk buang air besar.
BACA JUGA:Hebat! Abu Nawas Bisa Masukkan Unta ke Lubang Jarum, Gimana Caranya?
Kebetulan ada seseorang yang tidak jauh darinya sedang memotong rumput. Si gembala lalu menghampirinya dan memberikan pesan.
"Hai kawan, tolong jaga domba-dombaku ya, dan tolong awasi jangan sampai ada yang berkeliaran hingga tersesat. Aku akan pulang ke rumah sebentar untuk buang air besar," kata si gembala tersebut, dikutip dari kanal YouTube Juha Official, Ahad (11/12/2022).
Ternyata pemotongan rumput itu juga tuli. Dia tidak mendengar apa pun yang dikatakan si gembala. Pria pemotong rumput mengira kalau si gembala mau meminta rumputnya.
Ia pun menjawab, "Enak saja! Mengapa kau tidak mencarinya sendiri. Aku di rumah juga banyak hewan ternak yang harus diberi makan. Sudah sana pergi, jangan ganggu aku!" kata si pemotong rumput sembari menggerakkan tangannya.
Dikarenakan sama-sama tidak bisa mendengar, si gembala mengira gerakan tangan dari pemotong rumput merupakan isyarat bahwa dirinya bersedia dan menyuruhnya cepat pulang.
"Terima kasih kawan, kau benar-benar telah menolongku," kata si gembala.
BACA JUGA:Cerdik! Lolos dari Hukuman Mati, Abu Nawas Malah Dapat Sekantong Uang dari Raja
Ia lantas segera berlari pulang ke rumah. Setelah menuntaskan hajat buang air besar, si gembala kembali menemui pemotong rumput. Si gembala menghitung domba-dombanya dengan cermat dan jumlahnya masih lengkap.
Dalam hati dia bergumam, "Sungguh luar biasa pribadi pemotong rumput itu, ia benar-benar bisa dipercaya. Ia telah menjaga domba-dombaku tanpa mengharap ucapkan terima kasih sama sekali. Sungguh pribadi yang luar biasa."
"Oh iya, bukankah salah satu dombaku ada yang pincang, lebih baik aku berikan kepadanya sebagai rasa terima kasih. Pasti akan menjadi makanan yang lezat untuk keluarganya," ujar si gembala.
Dia lalu memanggil domba tersebut dan menghampiri si pemotong rumput. "Hai kawan, terimalah hadiah dariku, karena engkau telah menjaga domba-dombaku," kata si gembala sambil menunjukkan domba pincangnya.