Si anak kecil merasa heran kenapa Abu Nawas malah terlihat gembira. Tapi di lain pihak, ia mendapat dua buah labu tanpa harus membelinya.
Dengan wajah ceria, si anak kecil kemudian membawa pulang buah labu pemberian Abu Nawas itu. Setibanya di rumah, ayah si anak lantas bertanya tentang dua buah labu yang dibawanya.
"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya sang ayah.
Anak tersebut dengan bangganya menceritakan bahwa dirinya telah mengalahkan Abu Nawas main tebak-tebakan. Lalu buah labu yang dibawanya adalah hadiah atas kemenangannya.
"Memangnya tebakan apa yang kau berikan sehingga membuat Tuan Abu Nawas tidak bisa menjawabnya?" tanya ayahnya penasaran.
Si anak lalu memberi tahu tebak-tebakan yang diberikan kepada Abu Nawas. Tanpa disangka ayahnya menjadi sangat marah. Beliau lalu berkata, "Kamu mengira kamu betul-betul menang? Kamu itu kalah!"
Si anak pun menjadi sangat bingung dengan ucapan ayahnya. Sang ayah lalu memerintahkan untuk mengembalikan buah labunya. Mereka berdua bergegas menuju rumah Abu Nawas sambil meminta maaf.
"Maafkan anak hamba Tuan Abu Nawas. Ini buah labunya kami kembalikan," kata sang ayah.
"Tidak apa-apa, ambil saja. Itu sudah menjadi hak anakmu," balas Abu Nawas dengan tersenyum.
"Terima kasih Tuan Abu Nawas, kami mohon pamit," ucap sang ayah.