Sebagaimana disaksikan, kaum Muslimin sangat semangat menghindari pembatal puasa. Sampai yang sejatinya bukan pembatal sekalipun dianggap sebagai pembatal puasa. Sekali lagi, ini karena semangat mereka agar puasanya diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dan menjadi pahala.
Namun sayang, semangat semacam ini tidak diiringi dengan semangat untuk menghindari pembatal yang lebih berbahaya. Itulah pembatal pahala puasa.
Disepakati bahwa ketika puasa, tidak mungkin bisa sempurna 100 persen. Artinya, puasa pasti ada yang kurang. Penyebab utamanya yakni masih melakukan pembatal pahala puasa. Apa itu? Itulah dosa dan maksiat.
Wallahu a'lam bishawab
(Vivin Lizetha)