Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apa Itu 14 Rukun Sholat? Ini Penjelasannya Berdasarkan Dalil Sahih

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 30 Mei 2023 |17:30 WIB
Apa Itu 14 Rukun Sholat? Ini Penjelasannya Berdasarkan Dalil Sahih
Ilustrasi rukun sholat. (Foto: Okezone/Arif Julianto)
A
A
A

APA itu 14 rukun sholat? Berikut ini penjelasannya secara lengkap berdasarkan dalil-dalil sahih. Sangat penting diketahui semua Muslim.

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menerangkan bahwa hal yang dimaksud rukun sholat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat sholat.

"Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka sholat pun tidak teranggap secara syari dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi," jelasnya seperti dikutip dari Muslim.or.id.

Berikut rukun sholat yang sangat penting diketahui dan dijalankan semua Muslim:

1. Berdiri bagi yang mampu

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

صَلِّ قَائِمًا ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ

"Sholatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping." (HR Bukhari nomor 1117, dari 'Imron bin Hushain)

2. Niat 

Niatkan mengerjakan sholat hanya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala. Niat cukup diungkapkan dalam hati. Secara bahasa niat berarti maksud dan tujuan. Kata niat juga diartikan sebagai 'azm (kemauan keras).

Penulis kitab Mishbahul Munir mengatakan, "Kata niat diartikan secara umum dengan kemauan hati untuk melakukan suatu perkara." (Qawaid Wa Fawaid Min Al Arbain An Nawawiyyah, halaman 29)

Secara syari sebagaimana definisi yang diberikan Nawawi rahimahullah, niat berarti keinginan kepada sesuatu dan kemuan keras untuk melakukan sesuatu. Sebagian ulama menyamakan antara niat dengan ikhlas yaitu mengikhlaskan agama hanya kepada Allah Ta’ala. Karena maksud utama dari niat itu sendiri adalah ibadah kepada Allah. (Qawaid Wa Fawaid Min Al Arbain An Nawawiyyah, halaman 30)

3. Takbiratul ihram

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

"Pembuka sholat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar sholat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam." (HR Abu Dawud nomor 618, Tirmidzi: 3, Ibnu Majah: 275. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa' nomor 301)

Hal yang dimaksud rukun sholat ini adalah ucapan takbir "Allahu Akbar". Ucapan takbir ini tidak bisa digantikan dengan ucapakan selainnya walaupun semakna. 

4. Membaca Surat Al Fatihah di setiap rakaat 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

"Tidak ada sholat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah." (HR Bukhari nomor 756 dan Muslim: 394, dari 'Ubadah bin Ash-Shomit)

5. Rukuk dan tuma'ninah

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada orang yang jelek sholatnya (sampai ia disuruh mengulangi sholatnya beberapa kali karena tidak memenuhi rukun).

ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا

"Kemudian rukuklah dan tuma'ninah-lah ketika rukuk." (HR Bukhari nomor 793 dan Muslim: 397)

6. Iktidal dan tuma'ninah

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada orang yang jelek sholatnya:

ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا

"Kemudian tegakkanlah badan (iktidal) dan tuma'ninah-lah." (Sudah disebutkan takhrijnya)

7. Sujud dan tuma'ninah

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada orang yang jelek sholatnya:

ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا

"Kemudian sujudlah dan tuma'ninah-lah ketika sujud." (Sudah disebutkan takhrijnya) 

8. Duduk di antara dua sujud dan tuma'ninah

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا

"Kemudian sujudlah dan tuma'ninah-lah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan tuma'ninah-lah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan tuma'ninah-lah ketika sujud." (Sudah disebutkan takhrijnya)

9. Tasyahud akhir dan duduk tasyahud

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ فَلْيَقُلِ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ

"Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam sholat, maka ucapkanlah: 'At-tahiyatu lillah …'." (HR Bukhari nomor 831 dan Muslim: 402, dari Ibnu Mas'ud)

10. Membaca tasyahud akhir

Bacaan tasyahud:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

At tahiyaatu lillah wash sholaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihiin. Asy-hadu an laa ilaha illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.

"Segala ucapan penghormatan hanyalah milik Allah, begitu juga segala shalat dan amal shalih. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat Allah dengan segenap karunia-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya." (HR Bukhari nomor 6265 dan Muslim: 402)

11. Sholawat kepada Nabi setelah mengucapkan tasyahud akhir

Poin ini adalah tambahan dari Al Wajiz fi Fiqhis Sunnah wal Kitabil 'Aziz, 'Abdul 'Azhim bin Badawi Al Kholafiy, halaman 89, Dar Ibni Rojab, cetakan ketiga, tahun 1421 Hijriah)

Dalilnya adalah hadits Fudholah bin 'Ubaid Al Anshoriy. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang yang berdoa dalam sholatnya tanpa menyanjung Allah dan bersholawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mengatakan, "Begitu cepatnya ini."

Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan orang tadi, lalu berkata kepadanya dan lainnya:

إذا صلى أحدكم فليبدأ بتمجيد الله والثناء عليه ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بعد بما شاء

"Jika salah seorang di antara kalian hendak sholat, maka mulailah dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bersholawatlah kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu berdoa setelah itu semau kalian." (Riwayat ini disebutkan oleh Syekh Al Albani dalam Fadh-lu Shalat 'alan Nabi, halaman 86, Al Maktabah Al Islamiy, Beirut, cetakan ketiga 1977) 

12. Salam

Dalilnya hadits yang telah disebutkan sebelumnya:

مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

"Yang mengharamkan dari hal-hal di luar sholat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam." (HR Abu Dawud nomor 618, Tirmidzi: 3, Ibnu Majah: 275. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa' nomor 301)

13. Taslim

Taslim atau mengucapkan "Assalamu 'alaikum" di akhir doa. Model salam ada empat:

- Salam ke kanan “Assalamu 'alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu 'alaikum wa rahmatullah”.

- Salam ke kanan “Assalamu 'alaikum wa rohmatullah wa barokatuh”, salam ke kiri “Assalamu 'alaikum wa rahmatullah”.

- Salam ke kanan “Assalamu 'alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri “Assalamu 'alaikum”.

- Salam sekali ke kanan “Assalamu'laikum”. (Lihat Sifat Shalat Nabi, Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani, halaman 188, Maktabah Al Ma'arif)

14. Urut dalam rukun-rukun sholat yang ada

Alasannya karena dalam hadits orang yang jelek sholatnya, digunakan kata "tsumma" dalam setiap rukun. "Tsumma" bermakna urutan. (Pembahasan rukun sholat ini banyak disarikan dari penjelasan Syekh Abu Malik dalam kitab Shahih Fiqh Sunnah terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement