Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak boleh kita lupa, peranan pemerintah Indonesia yang memberikan perhatian istimewa terhadap jamaah haji, terutama pada tahun Ini yang mengambil Tema: Haji Ramah Lansia, tentu akan menjadi penyebab datangnya berkah yang berlimpah untuk penanggungjawab tertinggi, sampai semua lapisan yang membantu.
Dalam salah satu riwayat dikatakan:
“Seorang pemuda(i) tidak memuliakan orang yang lebih tua karena umurnya, kecuali Allah akan memastikan baginya orang lain yang akan memuliakannya ketika sudah tua”
Jamaah Haji Para Tamu Allah yang Mulia
Memang perjalanan Haji adalah perjalan yang sangat luar biasa. Ibrahim bin Adham tokoh sufi kenamaan, ketika berangkat haji dengan berjalan kaki. Beliau menjumpai seorang yang kedua kakinya terputus dan berjalan dengan mengesot.
IImam Ibrahim Bin Adham melihat orang tersebut Beliau Penuh Iba Lalu Orang tersebut bertanya kepada Ibrahim bin Adham, dari manakah asalmu? “Dari Iraq”. jawab Ibrahim bin Adham. Berapa lama kamu menempuh perjalanan dari Iraq ke Tanah Suci? Beliau mengatakan 3 bulan.
Lalu si orang yang berkebutuhan khusus itu mengatakan “Berarti setiap tahun kamu haji?” Kemudian Ibrahim bin Adham bertanya kalau
kamu berapa lama menemput perjalan menuju tanah suci? Beliau menjawab: “aku berpisah dengan keluargaku 5 tahun yang lalu.
Luar biasa dalam keadaan berkebutuhan khusus, berjalan dengan cara mengesot. Lima tahun waktu yang ditempuh untuk sampai ke Tanah Suci Haji bisa juga bermakna Hujjah yang berarti Bukti perjalan Haji adalah Bukti pencarian Ridho dari hakikat cinta kita.
Cinta dan penghambaan kepada Allah SWT, siap meninggalkan Tanah Air meninggalkan keluarga meninggalkan semua yang selalu melekat dan membuat kita berbeda, semua kita tinggalkan sebagai Bukti Cinta dan Penghambaan kepada Allah SWT
Di padang Arafah, padang yang mengantar untuk Ma’rifat untuk mengingat dan mengenal jati diri. Nabi Adam AS setelah diturunkan dari Surga dengan penuh kesadaran Wukuf berhenti dengan merenung yang dalam terus mengucapkan:
“Wahai Tuhan kami kami telah mendzalimi diri kami jika Engkau tifak memaafkan kami dan tidak merahmati kami, maka kami benar-benar termasuk orang yang merugi”