KISAH mualaf Deddy Corbuzier sangat menarik diketahui semua orang. Betapa tidak, sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat pada 21 Juni 2019, mantan pesulap itu diketahui memeluk agama Kristen.
Dia pun menjadi mualaf dengan didampingi Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta. Keputusan tersebut diyakini atas dasar keinginan pribadi dan tanpa paksaan dari pihak mana pun.
Bahkan, dia membutuhkan waktu sekitar bertahun-tahun, hampir delapan tahun sebelum akhirnya mantap meyakini agama Islam. Tepatnya ketika dia sudah bercerai dari Kalina Ocktaranny.
"Saya tidak pindah karena wanita juga. Saya pindah karena hidayah," ujar Deddy Corbuzier, dikutip dari kanal YouTube-nya, Rabu (6/9/2023).
Ayah satu anak itu bahkan mengaku banyak belajar dari Gus Miftah dan ustadz lainnya untuk menjadi orang baik.
"Ternyata ajaran bagaimana menjadi orang yang lebih baik itu saya dapatkan dari sahabat saya yang Muslim, dan saya sangat nyaman," tuturnya.
Keputusannya untuk memeluk agama Islam memang tidak semudah itu. Diakuinya bahwa ada pertentangan dari beberapa anggota keluarga besarnya.
"Cuma kalau keluarga besar, mereka berpikirnya begitu saya mualaf, saya jadi radikal," kata Deddy Corbuzier di kanal YouTube Cahaya untuk Indonesia bersama Habib Jafar.
Beruntung, sang ibu tidak mempermasalahkan keputusannya itu. Semua keputusan tentunya dikembalikan lagi pada anaknya itu.
"Ibu saya tanya 'Lho kenapa kok pindah agama?' Saya bilang 'Karena dekat dari dulu begini banyak yang tahu dan paham begini tentang Islam.' Terus ibu bilang: 'Ya sudah terserah'," ucap Deddy Corbuzier menirukan perkataan ibunya.
Kini, empat tahun berlalu tentu ada perbedaan yang dirasakan ketika sudah menjadi mualaf. Suami Sabrina Chairunnisa itu menilai Islam adalah agama yang kompleks.
"Karena (saya) sebelum mualaf tidak ditarik-tarik oleh orang-orang tertentu,” kata Deddy Corbuzier.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa komplesks di sini adalah pemahaman yang berubah.
"Pemahaman saya tentang sebuah agama ini pada akhirnya gue berpikir bahwa seseorang itu menjadi baik atau buruk,” ucap Deddy Corbuzier.
Deddy bahkan tertarik dengan persaudaraan pemeluk agama Islam. Dia merasa sesama Muslim mempunyai kedekatan yang sangat erat.
“Yang menarik perhatian saya dari agama Islam adalah persaudaraan yang sangat dekat satu sama lain,” tutur Deddy.
Meski keputusan dia memeluk agama Islam bukan tanpa paksaan, dia tetap berpesan bagi siapapun yang menjadi mualaf harus melalui proses belajar dengan menggunakan akal pikiran dan hati.
"Orang menjadi mualaf banyak tujuan beda-beda. Ada orang yang ingin menjadi mualaf karena ingin kawin misalnya. Menurut saya pribadi, mualaf yang benar itu saatnya belajar," katanya.
Dia pun mengisahkan bahwa mualaf seperti baru masuk sekolah dan belajar, sehingga bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja.
"Hanya, manusia kan diberikan akal oleh Allah. Jadi, ketika belajar pun gunakanlah akal. Kita baru pindah sekolahlah, anggap saja begitu. Tiba-tiba di sekolah yang baru dua tambah dua enam yah. Yah, jangan diterima juga dong. Gitu maksudnya. Oleh karena itu, kita tanya ke orang lain lagi,” ujar Deddy.
Wallahu a'lam bisshawab.
(RIN)
(Hantoro)