Sementara Abu Nawas pindah dari kampung ke kampung. Akhirnya dia sampai di sebuah kampung yang sedang dilanda kekeringan.
Para warga di kampung tersebut melihat Abu Nawas yang mengenakan sorban dan mengira dia sebagai pribadi yang istimewa atau utusan Tuhan.
Mereka memperlakukan Abu Nawas dengan hormat dan mengundangnya ke rumah. Abu Nawas yang cerdik seperti biasa bertanya mengenai alasan diperlakukan seperti itu.
Para warga menceritakan tentang kesulitan mereka dalam menghadapi kekeringan. Abu Nawas pun memiliki ide yang sangat cerdas.
Ia meminta para warga mengumpulkan air di lapangan. Abu Nawas kemudian menggunakan air itu untuk mencuci baju dan mandi, daripada menggunakannya untuk berdoa agar hujan turun. Ini tentu membuat warga-warga marah dan kecewa.
Tetapi, keajaiban terjadi ketika Abu Nawas menjemur jubahnya. Hujan tiba-tiba turun, dan kampung tersebut akhirnya mendapat air yang dibutuhkan.
Semua warga sangat bersyukur dan senang. Mereka menjadi sangat terkesan dengan Abu Nawas.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)