Setelah masuk Islam, Ibu Dea dijauhkan dan dibenci oleh keluarga serta saudaranya. Tetapi, ada satu adiknya yang ikut menjadi mualaf. Sang adik sampai bertanya, mengapa ujiannya banyak sekali?
"Sampai kartu keluarga dan ijazah saja ditahan, tidak boleh diambil, niatnya agar tidak bisa ngapa-ngapain di Jakarta. Tapi, Masya Allah, diberikan jalan kemudahan melalui suami," beber Ibu Dea.
Sebelum adiknya mualaf, dia menjaga sang bapak yang sedang sekarat. Si adik memohon agar Ibu Dea ini pindah lagi ke kepercayaan dulu dan meninggalkan Islam.
Tetapi Ibu Dea tetap ingin di Islam dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala mendoakan yang terbaik untuk sang bapak yang sedang sakit.
Sampai akhirnya bapaknya meninggal dunia. Namun, Ibu Dea tidak dapat ikut memakamkan sang bapak karena larangan keluarganya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)