Sebelum almarhumah istrinya meninggal dunia, ia bercerita tentang mimpinya, yakni hadir dalam sebuah pengajian dan diberi hadiah Alquran. Namun saat keluar dari tempat pengajian tersebut, Alquran yang dipegang jatuh dan terbelah dua.
Selama 1 tahun 2 bulan, Koh Ahui mengaku tidak bisa tidur sebelum adzan subuh berkumandang. Di telinganya seperti ada bisikan-bisikan. Akhirnya dia membulatkan tekad untuk masuk Islam dan mengucap dua kalimat syahadat pada tahun 2001.
Setelah menjadi Muslim, Koh Ahui yang masih penasaran dengan bisikan tersebut bertanya kepada ulama pembimbingnya. Dijelaskan bahwa itu adalah suara orang mengaji.
Sebelum memeluk Islam, Koh Ahui mengungkapkan kehidupannya sangat terpuruk secara ekonomi. Ia didera kemiskinan, apalagi sepeninggal istrinya.
Namun setelah menjadi Muslim, kehidupan Koh Ahui perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik. Dia lebih bersemangat dan bangkit dari keterpurukan menjadi penjual mi ayam di depan Masjid Lautze hingga kini.
"Islam memberi cahaya terang, membantu saya bangkit," bebernya.
Koh Ahui menegaskan tidak ada niat sedikit pun baginya untuk beralih dari Islam. Bagi dia, kehidupannya yang paling sempurna adalah berada dalam tuntunan agama Islam.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)