Jika ada bantahan (terhadap ungkapan tersebut) dengan pernyataan bahwa Alquran pun telah menyebutkan Firaun padahal dia telah mengaku sebagai tuhan yang disembah, maka jawabannya bahwa masalah Firaun telah berlalu dan selesai, hal ini disebutkan sebagai pelajaran bagi manusia.
Adapun masalah Dajjal, maka sesungguhnya dia akan terjadi pada akhir zaman. Tidak disebutkannya hal ini dalam Alquran sebagai cobaan bagi manusia, padahal pengakuannya sebagai tuhan lebih jelas, sehingga tidak perlu diberikan perhatian atas kebathilannya karena Dajjal sangat tampak kekurangannya, jelas keburukannya, dan kerendahannya lebih jelas daripada pengakuan yang diserukannya.
Maka Allah tidak mengungkapkannya (di dalam Alquran), karena Allah Ta'ala mengetahui dari para hamba-Nya yang beriman bahwa hal seperti ini tidak samar bagi mereka, dan tidak menambah mereka kecuali keimanan dan rasa berserah diri kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh si pemuda yang dibunuh oleh Dajjal, "Demi Allah, sungguh aku lebih yakin kepadamu pada hari ini bahwa engkau adalah Dajjal." (Shahiih Al-Bukhari, kitab Al-Fitan, bab La Yadkhulud Dajjal Al-Madinah (XIII/101, Al-Fath))
"Demikianlah, kami kira jawaban pertama lebih dekat, wallaahu a'lam. Maka Dajjal telah diungkapkan di dalam kandungan beberapa ayat dalam Alquran, dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam-lah yang berkewajiban untuk menjelaskan keumuman ayat tersebut (dan beliau sudah menerangkannya)," pungkas Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)