BOLEHKAH buka puasa Ramadhan dengan kurma berjumlah genap? Pasalnya, selama ini di kalangan masyarakat terdapat pengetahuan bahwa diajarkan buka puasa Ramadhan dengan memakan kurma berjumlah ganjil; yakni bisa satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau seterusnya.
Dihimpun dari laman Muslimah, dai muda Ustadz Yulian Purnama mengatakan ulama besar Arab Saudi Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya terkait kebenaran adanya sunnah buka puasa makan kurma dengan jumlah ganjil.
Beliau menjawab:
ليس بواجب بل ولا سنة أن يفطر الإنسان على وتر، ثلاث أو خمس أو سبع أو تسع إلا يوم العيد عيد الفطر، فقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان لا يغدو للصلاة يوم عيد الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً، وما سوى ذلك فإن النبي صلى الله عليه وسلم لم يكن يتقصد أن يكون أكله التمر وتراً
Artinya: "Itu tidak wajib dan tidak pula sunnah. Yaitu seseorang berbuka puasa dengan kurma yang ganjil, semisal tiga atau lima atau tujuh atau sembilan. Kecuali di hari Idul Fitri. Karena terdapat dalil shahih bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah berangkat sholat id kecuali memakan beberapa buah kurma dengan jumlah ganjil (HR Bukhari). Adapun selain itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memaksudkan untuk memakan buah kurma dengan jumlah ganjil." (Fatawa Nurun 'alad Darbi, rekaman nomor 354)
Adapun dalil yang menyatakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam makan kurma dengan jumlah ganjil sebelum berangkat sholat id adalah sebagaimana hadits dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يغدو يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً
Artinya: "Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan kurma terlebih dahulu, dan beliau makan kurma dengan jumlah ganjil." (HR Bukhari)