KISAH wanita Inggris ini sangat menginspirasi karena berhasil menemukan kedamaian setelah masuk Islam. Padahal sebelum menjadi mualaf, hidupnya sangat berantakan.
Wanita Inggris tersebut kini memiliki nama Islam Fatimah O'Sullivan. Ia merupakan ibu dari dua anak yang masing-masing berumur 8 dan 4 tahun.
Fatimah juga merupakan pejuang penyakit mental dan terdiagnosis episode manik akibat gangguan bipolar. Ini menyebabkan penderitanya memiliki mood yang tinggi.
Dia memulai masa sekolahnya saat berumur 5 tahun di Hampshire, Inggris. Di sanalah Fatimah pertama kali mengenal Islam karena sempat ikut sholat bersama beberapa teman-teman Muslimnya. Namun menginjak masa remaja, ia bisa dibilang nakal.
Saat berada di bawah asuhan Layanan Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Inggris, dia mengaku kerap bolos sekolah karena kehidupannya sangat nakal. Hal ini membuatnya makin memberontak terhadap segala sesuatu.
Pada umur 12 atau 13 tahun, Fatimah mulai mengonsumsi minum-minuman keras. Kesehatan mentalnya pun makin buruk seiring tidak adanya orang dewasa yang mengerti kondisinya.
Kemudian ketika berumur 16 tahun, dia coba mengikuti General Certificate of Secondary Education (GCSE), semacam ijazah yang dinilai berdasarkan mata pelajaran tertentu dan diperoleh lewat ujian kualifikasi.
Sayangnya karena sering bolos, Fatimah tidak mendapat izin dari sekolah. Setelah itu, ia meninggalkan sekolah dan kembali tersesat dengan sering minum minuman keras, juga berkelahi dengan pria.
"Ada saat-saat di mana aku naik kereta, dan tertidur, dan terbangun di tempat yang acak seperti aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku benar-benar berantakan," ujar Fatimah seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (15/3/2024).
Dirinya merasa tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan melalui kepercayaannya dulu, meskipun berasal dari keluarga yang cukup religius. Sementara Fatimah juga merasakan kedamaian saat mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Alquran.
Dia mulai serius untuk mempertimbangkan rencana pindah agama. Namun, Fatimah memilih menunggu sampai kondisi mentalnya lebih stabil agar benar-benar yakin.
Kemudian pada Februari 2022, dirinya mengucap dua kalimat syahadat sebagai syarat telah memeluk Islam.
"Kesehatan mentalku seperti terjalin dengan perjalananku dengan Islam," ungkap Fatimah.
Setelah mengenal Islam, ia pun berhenti minum minuman keras dan mulai sholat lima kali sehari. Baru-baru ini pula Fatimah mulai mengenakan hijab dan niqab yang digunakan sebagai penutup wajah.
Meski begitu, tidak mudah menjadi Muslim dengan penampilan sangat tertutup di negara yang agama Islam sebagai minoritas.
Tidak jarang Fatimah mendapat kekerasan verbal karena pakaiannya yang sangat asing saat berada di tempat umum.
Namun hal tersebut tidak menggoyahkan imannya, karena Islam telah menjadi penyelamatnya dari kehidupan gelapnya dahulu.
Fatimah juga menggunakan media sosial TikTok dan Instagram untuk mendokumentasikan kehidupan barunya sebagai Muslim.
"Aku senang mengedukasi orang. Aku senang menyebarkan Islam," katanya. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)