KISAH wafatnya Ali bin Abi Thalib pada malam bulan Ramadhan sangat penting diketahui setiap Muslim. Peristiwa bisa dibilang merupakan saksi akan kebaikan dan pengampunannya terhadap sang pembunuh.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu merupakan sepupu sekaligus menantu setelah ia menikahi putri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yakni Fatimah binti Muhammad.
Semenjak wafatnya Khalifah Utsman bin Affan, muncul fitnah pertama yang merujuk bahwa Ali bin Abi Thalib ikut terlibat dalam peristiwa terbunuhnya Utsman. Hal ini menyebabkan perpecahan kubu dan penentangan Ali yang diangkat menjadi khalifah selanjutnya setelah Utsman.
Salah satu kelompok yang menentang kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai khawarij. Mereka awalnya merupakan pendukung Ali, namun setelah Perang Shiffin, mereka terpecah dalam beberapa kelompok.
Sebagaimana telah Okezone himpun, dikisahkan Ali bin Abi Thalib wafat di tangan seorang tokoh khawarij yang memiliki misi membunuh Ali, Muawiyah (gubernur Syiria), dan Amru bin Ash (gubernur Mesir) yang menurutnya adalah penyebab dari perpecahan umat Islam saat itu.
Tokoh khawarij tersebut bernama Abdurrahman bin Muljam. Ali bin Abi Thalib ditikam pada 19 Ramadhan saat menjadi imam sholat subuh di Masjid Agung Kufah, Iraq.