Ustadz Abduh menjelaskan, "Di antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka adalah doa dari orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah doa yang terkabulkan. Karena memang doa orang yang berbuka puasa adalah doa yang mustajab."
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Artinya: "Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Doa orang yang terzalimi." (HR Tirmidzi nomor 2526 dan Ibnu Hibban 16/396. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih)
Kemudian dengan banyak berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi dengan berpuasa itulah jalan menuju surga. Dari 'Ali, ia berkata, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ »
Artinya: "Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Lantas seorang Arab Badui berdiri sambil berkata, "Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan sholat pada malam hari di waktu manusia pada tidur." (HR Tirmidzi nomor 1984. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
Itulah pahala memberi makan orang yang berpuasa Ramadhan. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)