Lantas, apakah penyebab gagalnya seorang Muslim dalam mendapat Lailatul Qadar? Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menjelaskan bahwa lalai dan meremehkan malam penuh pengampunan ini dapat menggagalkan diri dari mencari Lailatul Qadar yang hanya terdapat di antara 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mengatakan orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi. Namun, nabi merupakan seorang pemimpin yang masih bisa mengejar keutamaan Lailatul Qadar.
"Lalu apa yang menyebabkan kita gagal kalau bukan kurangnya ketakwaan kita? Kurangnya perasaan butuh terhadap amal salih," jelas Ustadz Nuzul Dzikri.
Dia mengatakan hendaknya meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk dimudahkan dalam mengejar Lailatul Qadar.
Dengan membaca kalimat "Laa haula walaa quwwata illa billah" dan meresapi akan maknanya. Bahwa tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Tidak ada alasan untuk tidak mendapatkan malam Lailatul Qadar kecuali kelalaian, meremehkan, tidak serius, kurang minta pertolongan, kurangnya cinta kepada Allah Rabbal Aalamiin," tegasnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan dengan memberi waktu spesifik bahwa Lailatul Qadar berada di 10 malam terakhir.
Waktu untuk memaksimalkan diri beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala demi mencari pengampunan dan keberkahan bulan Ramadhan khususnya malam Lailatul Qadar.
Waktu 10 malam terakhir merupakan waktu khusus kita untuk berduaan bersama Sang Pencipta. Tidak ada lagi untuk kita beralasan lalai dari mengejar lailatul qadar yang di mana pintu surga terbuka selebar-lebarnya, dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)