Demi memelihara kezuhudan, kehormatan dan martabat ilmunya itu, Imam Ahmad sering menolak berbagai pemberian dari para hartawan dan bangsawan. Bilapun beliau menerima suatu bingkisan atau hadiah dari tetangganya, maka seketika itu pula beliau membalasnya dengan yang setimpal bahkan lebih.
Hal tersebut sebagaimana yang telah disaksikan oleh Imam al Marwazi, "Pada suatu hari Imam Ahamad menerima pemberian air zam-zam dari seorang sahabatnya, kemudian seketika itu pula beliau memberi balasan dengan gandum yang baik dan gula. Imam Ahmad, sebagaimana para pendahulunya, beliau kerap kali banyak menghadapi kesulitan dan berbagai cobaan dari para penguasa. Akan tetapi berkat kezuhudan dan sikapnya yang senantiasa menjadikan akhirat di depan matanya, maka semua itu sedikit pun tidak menghentikan beliau dari kegiatannya mengajar dan menimba ilmu, sehingga pengetahuannya pun semakin bertambah dan kian bertambah.
Imam Abu Razaq berkata, "Sesungguhnya aku belum pernah melihat seseorang yang lebih pandai tentang urusan hukum agama dan lebih teliti perbuatannya selain Imam Ahmad bin Hanbal."
Imam Ibrahim al Harbi juga berkata, "Kalau aku melihat Imam Ahmad, seolah-olah Allah Subhanahu wa ta’ala menghimpunkan kepadanya pengetahuan orang-orang dahulu dan orang-orang yang datang kemudian."
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)