MALANG – Pondok Pesantren (Ponpes) UNIQ Nusantara Malang menjadi perbincangan usai viral ceramah Abuya Mama Ghufron yang mengaku bisa berbahasa semut. Potongan video yang tersebar di linimasa media sosial itu disebutkan ceramah Abuya Mama Ghufron berlangsung di Ponpes UNIQ Nusantara, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ubad Aminullah, pengurus Ponpes UNIQ Nusantara Malang, menyatakan ponpes ini merupakan cabang dari ponpes di Surabaya. Di sana merupakan pusat ponpes yang didirikan oleh Abuya Mama Ghufron atau bernama KH Muhammad Abdul Ghufron.
"Banyak cabangnya yang sudah ada lembaga pendidikan ada tujuh, kalau sama sekretariatnya sembilan, buat jamaah gitu. (Ponpesnya) di Malang, Surabaya, Indramayu, Jakarta Sunter, Bandung, Lampung, Kalimantan, tujuh sudah lembaga pendidikan, sudah ada santrinya, dua di Lamongan dan Demak, itu sektretariat saja, untuk agenda tahunan," ucapnya saat ditemui Okezone di Ponpes UNIQ Nusantara Malang, Jumat (28/6/2024).
Ia mengakui pasca viral potongan video ceramah Abuya Mama Ghufron di medsos, Ponpes UNIQ Nusantara sudah didatangi pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Malang.

Kepada mereka, pihaknya menjelaskan bahwa Ponpes UNIQ Nusantara Malang berakidah Ahlussunah waljama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah.
"Berpedoman Alquran As-Sunnah Ijma' Qiyas, bermadzhab Syafi'I, serta membenarkan tiga madzhab lain. Sumber tasawuf mengikuti metode Imam Ghozali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Akidahnya Metodologi Imam Abu Hasan Al Asy'ari dan Imam Abu Mansur Maturidi," jelasnya.
Pelaksanaan syariat di Ponpes UNIQ Nusantara tidak keluar dari Amaliah NU, karena Abuya Ghufron merupakan pengurus struktural NU Semampir Surabaya sebagai Mustasyar. Di mana, di ponpes dari singkatan Ulin Nuril Islam Qoyyidi (UNIQ) ini mengajarkan 14 ilmu, seperti halnya yang diajarkan ponpes NU lainnya. Total ada 10 ribu santri dari tujuh cabang lembaga pendidikannya, 300 santri di antaranya berada di Ponpes UNIQ Nusantara Malang.
"Pendidikan semua gratis, di sini ada kelas wula dan wusta, yang tinggi enggak ada, karena fasilitas kita enggak ada. Jenjang pendidikan tiga tahun. Pendidikan setiap kelas beda-beda, ada nahu, soro', ulumul fiqh, hadits, akhlak, tauhid, tarikh, mantek balagho, usul fiqih, banyak sesuai kelasnya, berbeda tingkat kelasnya, tauhidnya Arbain Nawawi. Kemarin MUI ke sini juga sudah bertanya," paparnya.