Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tafsir Surat Al Hijr Ayat 1-2 yang Mampu Redakan Emosi IShowSpeed

Hantoro , Jurnalis-Jum'at, 27 September 2024 |09:23 WIB
Tafsir Surat Al Hijr Ayat 1-2 yang Mampu Redakan Emosi IShowSpeed
Viral IShowSpeed bisa meredam emosi dengar dengar Surat Al Hijr. (Foto: YouTube)
A
A
A

Ayat 2

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ كَانُوۡا مُسۡلِمِيۡنَ‏

Bacaan Arab latin: Rubamaa yawaddul laziina kafaruu law kaanuu muslimiin.

Artinya: "Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim." (QS Al Hijr: 2)

Tafsirnya:

Ayat ini merupakan peringatan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada orang-orang kafir dengan menerangkan kepada mereka bahwa di akhirat nanti di saat mereka merasakan beratnya siksa neraka, mereka menyesal atas perbuatan dan tindakan mengingkari Tuhan yang Mahakuasa selama hidup di dunia.

Seandainya mereka mengikuti seruan rasul, melaksanakan perintah-perintah Allah, meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan beribadah dengan tunduk dan patuh kepada-Nya, tentulah mereka tidak akan diazab seperti yang mereka alami pada hari itu.

Seandainya mereka berbuat sebaliknya, tentulah mereka akan dimasukkan Allah ke dalam surga yang penuh kenikmatan seperti yang dialami oleh orang-orang muslim pada saat itu. Akan tetapi pada waktu itu, semua penyesalan mereka tidak ada lagi gunanya. Allah swt telah menetapkan keputusan-Nya yang tidak dapat diubah lagi, kecuali jika kekuasaan-Nya menghendaki yang lain.

Dalam suatu hadits diterangkan saat-saat penyesalan mereka itu:

Dari Abu Musa semoga Allah meridainya, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berkata, "Apabila telah berkumpul penghuni neraka dan beserta mereka ada orang yang dikehendaki Allah dari ahli kiblat (orang yang mukmin), orang kafir berkata kepada orang-orang Islam, "Bukankah kamu sekalian dahulu orang-orang Islam." Orang Islam berkata, "Benar." Mereka berkata, "Tidaklah berfaedah bagimu agama Islam yang kamu anut dahulu, sehingga kamu dikumpulkan bersama kami di neraka ini?" Orang-orang Islam berkata, "Kami telah mengerjakan perbuatan dosa, maka kami diazab karenanya." Maka Allah swt mendengar pembicaraan mereka, lalu memerintahkan orang-orang Islam yang berada di dalam neraka itu untuk dikeluarkan. Tatkala orang-orang kafir yang tinggal melihat yang demikian, mereka berkata, "Wahai seandainya kami dahulu orang muslim, tentu kami akan dikeluarkan pula dari neraka, sebagaimana mereka dikeluarkan." Abu Musa Berkata, "Kemudian Rasulullah saw mengucap-kan, "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk." Dan selanjutnya beliau membaca ayat ini." (HR Ath-thabrani)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang senada dengan ayat ini ialah:

"Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, 'Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman'." (Al-An'am/6: 27)

Sebagaimana disebut dalam Al-Maragi, Az-Zajjaj mengatakan, "Sesungguhnya orang kafir, tatkala melihat keadaan azab neraka dan melihat keadaan orang Islam di surga, mereka berangan-angan, seandainya dahulu waktu di dunia mereka adalah orang-orang muslim."

Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta'ala melukiskan watak manusia yang ingkar kepada Allah Ta'ala. Mereka hanya ingat kepada Allah sewaktu bahaya dan azab menimpa mereka, tetapi bila bahaya dan azab itu telah tiada, mereka kembali ingkar kepada Allah penolong dan pencipta mereka.

Hal yang seperti itu terjadi pula pada orang-orang kafir yang berangan-angan kembali hidup di dunia untuk beribadah dan mereka berjanji seandainya angan-angan mereka itu dikabulkan, mereka akan beriman dengan sungguh-sungguh tidak akan ingkar lagi seperti dahulu.

Seandainya manusia itu benar-benar mau beriman, telah cukup petunjuk-petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala yang disampaikan oleh para nabi dan rasul-Nya, tetapi kebanyakan manusia terpengaruh oleh kesenangan hidup duniawi yang sifatnya sementara. Mereka lebih menghambakan diri kepada setan yang terkutuk daripada menghambakan diri kepada Allah, Tuhan penciptanya.

Telah cukup banyak kesempatan untuk bertobat yang diberikan Allah sewaktu di dunia kepada mereka, tetapi mereka mengabaikan kesempatan itu. Setelah mereka di akhirat, kesempatan itu tidak akan diberikan lagi. Bagi mereka telah berlaku ketentuan Allah yang akan mengazab setiap orang yang ingkar kepada-Nya.

Ayat ini merupakan peringatan keras bagi orang-orang musyrik Arab khususnya, dan orang-orang kafir pada umumnya, terutama mereka yang menghalangi tersiarnya agama Allah di muka bumi. Bagi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat, ayat ini merupakan kabar gembira.

Pada saat turunnya ayat ini, orang kafir menghalangi dengan keras terlaksananya dakwah Islam yang sedang dilakukan Nabi saw dan para sahabat, bahkan kaum musyrik Makkah telah sampai pada tingkat melakukan tindakan penganiayaan disertai dengan ancaman yang keras kepada pengikut Nabi Muhammad, sehingga Nabi dan para sahabat hampir putus asa dan khawatir, seandainya tugas yang dipikulkan Allah tidak dapat terlaksana dengan baik.

Turunnya ayat ini menimbulkan rasa optimis. Ketabahan, dan kesabaran mereka bertambah dalam menyiarkan agama Allah karena mereka betul-betul percaya agama Islam pasti berkembang dan kemenangan paling hakiki ialah kemenangan yang akan diperoleh di akhirat nanti.

Dari ayat ini dan hadits di atas dapat dipahami bahwa pahala atau siksa yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir adalah setimpal dan sesuai dengan perbuatan yang pernah mereka lakukan sewaktu di dunia.

Wallahu a'lam bisshawab.

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement