Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Nabi Berdakwah dengan Bangun Masjid hingga Menyatukan Kaum Muhajirin dan Anshar

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 15 Oktober 2024 |06:15 WIB
Kisah Nabi Berdakwah dengan Bangun Masjid hingga Menyatukan Kaum Muhajirin dan Anshar
Ilustrasi kisah dakwah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

INILAH kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam berdakwah dengan membangun masjid hingga menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar. Cara ini diterapkan Nabi di Tanah Suci Makkah dan Madinah.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam diangkat menjadi rasul ketika berusia 40 tahun saat malam 17 Ramadhan. Ketika itu Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama kepada Rasulullah berupa Alquran Surat Al Alaq Ayat 1–5.

Dalam kurun waktu 23 tahun, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menerima wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala secara berangsur-angsur dan menyebarkannya dengan dakwah di Kota Makkah dan Madinah.

Cara Dakwah Nabi di Makkah

Seperti telah Okezone himpun, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dalam berdakwah di Makkah menggunakan dua metode, yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan kepada keluarga dan para sahabatnya, sedangkan terang-terangan kepada masyarakat umum.

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dengan tujuan keamanan Makkah itu sendiri, karena ketika itu orang Quraisy memiliki watak yang keras.

Dakwah tersebut dilaksanakan di rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Di situlah beliau mengajarkan mengenai risalah-risalah tauhid dan ajaran Islam yang Allah Subhanahu wa ta'ala wahyukan kepada Rasulullah.

Dengan dakwah tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengajak mereka meninggalkan agama nenek moyang yang mengajarkan menyembah berhala.

2. Dakwah secara terang-terangan setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menerima wahyu Alquran Surat Al Hijr Ayat 94 yang artinya: "Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik."

Kemudian setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dan sahabat serta pengikutnya menyebarluaskan agama Islam secara terang-terangan, namun muncullah sikap penolakan yang sangat keras dari orang-orang Quraisy.

Bahkan, pamannya Abu Lahab dan istrinya juga menolak agama yang dibawakan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Tidak hanya itu, Rasul dan para pengikutnya juga mendapat siksaan dari orang-orang Quraisy.

Bahkan, seorang budak bernama Bilal bin Rabbah tidak lepas dari siksaan tersebut. Dia dicambuk dan ditindih dengan batu besar.

Dari kejadian tersebut tidak mungkin lagi bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam terus berdakwah dengan cara demikian tanpa dukungan dari suku Quraisy dan suku-suku di Arab lainnya.

Akhirnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berfokus kepada orang-orang atau suku-suku di sekitar Makkah yang datang setiap tahunnya ke Makkah untuk berziarah.

Perjuangan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, sahabat, dan para pengikutnya tidak sampai di situ. Pada tahun 622, Nabi hijrah ke Yasrib atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Madinah. Kehadiran Nabi di Madinah menandai era baru bagi perjalanan dakwah Islam.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement