JAKARTA - Bayt Mohammadi resmi berdiri di Indonesia. Kehadirannya diharapkan meningkatkan spiritualitas dan memberikan sumbangan konkret di masyarakat.
1. Bayt Mohammadi
Hadir dalam peresmian Bayt Mohammadi Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Pemimpin Tertinggi Bayt Mohammadi, Mesir Prof Dr Muhammad Abdusshomad Mehanna dan Prof Dr dr Yusri Rusyd Gabr di Pacet, Mojokerto, juga Syeikh Al Allamah Abdul Aziz Al Shahawi, Kamis (30/1/2025).
Khadim Bayt Mohammadi Indonesia, Dr KH Mauhibur Rokhman, Lc MIRKH mengatakan, Bayt Mohammadi adalah lembaga nirlaba yang telah menjadi bagian penting dalam upaya pengembangan masyarakat dengan meningkatkan spiritualitas.
"Memberi pelatihan ilmu pengetahuan dan bahkan memberi bantuan sosial secara langsung kepada masyarakat,” ungkap Gus Mauhib, sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan, sebelum diresmikan, Bayt Mohammadi telah menjadi tempat kajian keagamaan seperti kajian hadis serta ilmu keislaman lain, dan telah dilaksanakan sejumlah kegiatan akademis seperti membuka kelas matematika, Bahasa Inggris dan teknologi informasi (TI) kepada masyarakat sekitar.
2. Stigma Negatif Tasawuf
Gus Mauhib mengatakan lembaga tarekat ini menjawab tantangan zaman berupa stigma negatif yang menyatakan tasawuf hanya berfokus pada peningkatan sisi spiritualitas, tanpa upaya meningkatkan kemanfaatannya terhadap pemecahan bagi problematika masyarakat.
“Banyak yang mengira bahwa tasawuf hanya berfokus pada ibadah dan ibadah saja. Padahal kaum sufi juga tidak bisa lepas dari sisi kemanusiaan yang meniscayakan hidup bermasyarakat,” ucap Gus Mauhib.