Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Contoh Ceramah Tarawih Keutamaan Malam ke 19 Ramadhan

Iqbal Widiarko , Jurnalis-Selasa, 18 Maret 2025 |16:04 WIB
Contoh Ceramah Tarawih Keutamaan Malam ke 19 Ramadhan
Ramadhan
A
A
A

JAKARTA - Ceramah tarawih keutamaan malam ke 19 Ramadhan layak diketahui. Tarawih juga menjadi sarana kita mengumpulkan pahala demi Surga-Nya. Keberadaan surga yang Allah janjikan untuk kita dan keluarga menjadi hal yang niscaya. Sebisa mungkin perbanyak ibadah untuk meraihnya.

 وفى الليلة التاسعة عشرة يرفع الله درجاته فى الفردوس

Artinya : Di malam ini, Allah akan mengangkat derajat-derajat yang tarawih di surga firdaus.

Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (18/3/2025), Okezone telah merangkum ceramah tarawih keutamaan malam ke 19 Ramadhan, sebagai berikut.

Ceramah Tarawih Keutamaan Malam ke 19 Ramadhan

Assalamualaikum Wr.Wb.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِلَهُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ.

أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya. Dengan izin dan kekuatan dari-Nya semata, kita masih mampu mengisi bulan Ramadhan ini sesuai tuntunan syariat-Nya.

Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan teruntuk suri tauladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta segenap keluarga dan sahabatnya. Semoga kelak di akhirat kita mendapatkan syafaatnya. Amin.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Ibarat makanan dan minuman, keimanan itu memiliki cita rasa tersendiri. Cita rasa keimanan adalah lezat atau manis.

Imam Muslim dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللّٰهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا.

“Orang yang akan dapat merasakan lezatnya keimanan adalah seseorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, ridha Islam sebagai dînnya, dan ridha Muhammad sebagai rasulnya.” (HR. Muslim no. 34 dan at-Tirmidzi no. 2623)

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Imam an-Nawawi asy-Syafi’i (w. 676 H) dalam al-Minhâj bi-Syarh Shahîh al-Imâm Muslim ibni al-Hajjâj berkata,

“Yang dimaksud dengan ‘kelezatan iman’ atau ‘manisnya keimanan’ adalah merasakan lezatnya amal-amal ketaatan dan rela menanggung beban-beban (kesusahan-kesusahan) demi mendapatkan ridha Allah dan ridha Rasul-Nya, serta mendahulukan ridha Allah dan ridha rasul-Nya atas kenikmatan duniawi.”

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Dalam hadits shahih di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa seorang manusia dapat merasakan kelezatan iman atau manisnya keimanan, apabila ia telah ridha pada tiga perkara.

Dalam bahasa Arab, kata kerja radhiya – yardhâ – ridhâ bisy-syai’ (ridha atau rela dengan sesuatu) itu memiliki makna qani’a bihi wa iktafâ bihi wa lam yathlub ma’ahu ghairahu, yaitu puas dengan sesuatu tersebut, mencukupkan diri dengannya, dan tidak mencari selainnya.

 

Lantas apakah tiga keridhaan yang menjadi kunci meraih manisnya iman itu?

Pertama: Ridha Allah Sebagai Rabbnya
Ridha pertama adalah ridha Allah sebagai Rabbnya.

Maknanya adalah hati seorang hamba merasa puas dan menerima sepenuh hati, dengan penuh lapang dada, fakta bahwa Allah adalah Rabb yang telah menciptakannya, memberinya rezeki, menghidupkannya, mematikannya, serta mengatur kehidupannya di dunia maupun akhirat kelak.

Konsekuensinya adalah ia hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Konsekuensinya adalah semua amal ibadahnya ditujukan untuk mencari ridha Allah dan surga-Nya semata, bukan untuk mencari pujian manusia, harta kekayaan, jabatan, dan kenikmatan duniawi lainnya.

Konsekuensi lainnya adalah berserah diri kepada Allah semata, berharap kepada-Nya, takut kepada-Nya, dan meminta pertolongan kepada-Nya semata.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Kedua: Ridha Islam Sebagai Dinnya
Ridha kedua adalah ridha Islam sebagai dinnya.

Maknanya adalah hati seorang hamba merasa puas, lapang dada, dan menerima sepenuh hati agama Islam sebagai panduan hidupnya.

Ia meyakini kebenaran semua ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran, hadits shahih, dan ijmak (kesepakatan seluruh ulama mujtahidin). Ia menerima semua ajaran Islam dengan ikhlas, lapang dada, dan gembira, tanpa merasa keberatan sedikit pun.

Ia meyakini semua ajaran Islam membawa kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia dan menolak marabahaya dari diri mereka.

Konsekuensinya adalah ia meyakini Islam sebagai satu-satunya agama yang benar dan diterima di sisi Allah Ta’ala.

Konsekuensi lainnya adalah ia siap menjalankan seluruh ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupannya tanpa membantah, memprotes, ataupun merasa berat. Baik ajaran Islam dalam bidang akidah, ibadah mahdhah, muamalah, maupun akhlak. Demikian ceramah singkat kali ini mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement