Era AI, Menag Nilai Kemajuan Teknologi Ungkap Kebenaran Ilmiah Alquran
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, Alquran tetap relevan di era kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, kemajuan teknologi justru semakin mengungkap kebenaran ilmiah yang terkandung dalam kitab suci umat Islam.
1. Alquran di Tengah Kemajuan Teknologi
Hal itu diungkapkannya saat peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan 1446 di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (17/3/2025) malam ini.
“Alquran tidak hanya memberi kepuasan bagi umat di masa Nabi. Saat ini, Alquran juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat di era AI,” ujar Nasaruddin, melansir laman Kemenag, Selasa (18/3/2025).
Ia mengutip temuan William Brown yang menyebut bahwa dedaunan mengeluarkan getaran, dan getaran tersebut, ketika direkam menggunakan AI, menghasilkan pola bertuliskan “Allah”. Menurutnya, hal ini membuktikan seluruh alam semesta bertasbih kepada Allah sebagaimana tertuang dalam Alquran.
Menag mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan, sebagaimana yang ditekankan dalam konsep ekoteologi Islam.
“Seluruh alam semesta merupakan saudara kembar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Tidak ada benda mati, semuanya bertasbih kepada-Nya,” ucapnya.
2. Aspek Alquran
Nasaruddin mengulas Alquran diturunkan untuk membimbing manusia kembali kepada fitrah keilahiannya. Ia menjelaskan, Allah memiliki dua aspek, yakni The Lord yang maskulin dan perkasa, serta The God (Rabbun) yang penuh kasih dan pemeliharaan.
“Menariknya, 80 persen dari 99 Asmaul Husna bersifat feminim, seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang berulang kali disebut dalam Alquran. Ini menunjukkan, Allah lebih menonjol sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang,” tuturnya.
Menurutnya, jika seluruh ayat Alquran diringkas menjadi satu kata, kata tersebut adalah cinta. Karena itu, ia menegaskan, Islam seharusnya diperkenalkan dengan kelembutan dan penuh kasih sayang.
(Erha Aprili Ramadhoni)
