MAKKAH – Semua jamaah haji asal Aceh mendapatkan dana wakaf Baitul Asyi sebesar SAR2.000 atau setara Rp8,6 juta. Kondisi ini membuat jamaah haji asal Aceh tak bisa menutupi rasa bahagianya.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan bagi yang melakukan infak ini, mendapatkan pahala dari Allah SWT. Semoga ke depan seluruh jamaah haji Aceh tetap mendapatkan wakaf dari Baitul Asyi,” kata salah satu jamaah haji asal Aceh, Syahrul, saat ditemui di Makkah.
“Kami sangat-sangat berterima kasih kepada keluarga besar almarhum. Nanti rekan-rekan juga dapat berziarah ke makam Habib Bugak Asyi di Aceh,” lanjut Syahrul.
Saat ditanya akan digunakan untuk apa dana yang didapat, Syahrul mengaku akan memanfaatkannya untuk sedekah, membayar Dam hingga berkurban. Syahrul mesti membayar Dam karena berstatus haji tamattu, yakni menjalankan umrah wajib yang disusul menunaikan ibadah haji.
“Uang ini dimanfaatkan sebaik-sebaik mungkin untuk sedekah, Dam dan kurban,” lanjut Syahrul.
Pemberian dana ini disalurkan kepada seluruh jamaah asal Aceh di setiap musim haji. Sebelum diterima jamaah, pemerintah Aceh lebih dulu mendata siapa-siapa saja yang akan menerima wakaf Baitul Asyi di Kota Makkah.
Sekadar informasi, Habib Bugak Asyi adalah tokoh Arab Saudi yang dikenal luas masyarakat Aceh. Habib Bugak Asyi sempat tinggal di Aceh pada 1800-an.
Habib Bugak Asyi kemudian mengelola dana wakaf yang didapatkan para saudagar Aceh di Makkah. Ia juga mewakafkan tanah miliknya yang berada di kawasan Masjidil Haram, Makkah.
Ia mengatakan tanah wakaf itu ditujukan kepada jamaah haji asal Aceh, warga Arab Saudi keturunan Aceh, atau warga Aceh yang bermukim di Arab Saudi. Alhasil sampai saat ini, seluruh jamaah haji asal Aceh menerima dana setiap tahunnya.
Besarannya pun terus meningkat. Untuk tahun ini, dana yang diterima jamaah mencapai SAR2.000 atau setara Rp8,6 juta, Sebelumnya dari 2022 hingga 2024, dana wakaf mencapai SAR1.500 atau sekira Rp6,5 juta.
(Ramdani Bur)