JEDDAH - Di balik tubuh yang tak biasa, tersimpan semangat luar biasa. Jamaah haji asal Balikpapan Ida Higyawati Natief Paelan menginjak Tanah Suci bukan dengan ringan langkah, tetapi dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Rabu 28 Mei 2025 malam waktu Arab Saudi, Ida bersama rombongan jamaah haji asal Balikpapan tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi. Dengan bobot tubuh yang mencapai 165 kilogram, Ida mendapat perlakuan khusus dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) atau petugas haji di Bandara Jeddah.
Sekira lima orang dari layanan Perlindungan Jamaah (Linjam) hingga transportasi membantu mendorong kursi roda dan memegangi kaki Ida agar bisa sampai di Paviliun Terminal D1 Bandara Jeddah. Dengan senyum penuh syukur dan dukungan dari petugas haji dan jamaah lainnya, Ida membuktikan cinta kepada Allah SWT tak mengenal batas fisik.
“Senang banget. Alhamdulillah banyak yang membantu, banyak juga yang menyokong, memberi semangat. Semua karena bantuan Allah, pasti,” kata Ida kepada tim Media Center Haji 2025 yang di dalamnya terdapat Okezone, soal bantuan yang diterimanya sedari keluar dari imigrasi hingga Paviliun Terminal D1 Bandara Jeddah.
Dalam perjalanan ke Arab Saudi, Ida tidak sendirian. Ia didampingi sang anak, Reza Kanino, Suprapto yang berusia 35 tahun.
“Berangkat bareng anak,” lanjut Ida.
Tak lama setelah berada di Paviliun Terminal D1, Ida kembali dibantu sejumlah petugas haji menuju bus yang menunggu di parkiran di Bandara Jeddah. Bus khusus pun sudah menunggu Ida. Ida tak perlu repot-repot menaiki tangga bus. Sebab, bus khusus tersebut memiliki hidrolik mini yang dapat mengangkat Ida dan kursi roda yang dinaikinya untuk masuk ke dalam.
Ida sejatinya dijadwalkan berangkat pada 2026. Namun, takdir berkata lain, ia dan sang anak dapat berangkat haji tahun ini.
“Seharusnya kami dijadwalkan tahun 2026, tapi alhamdulillah bisa berangkat tahun ini sebagai cadangan,” kata Reza Kanino Suprapto yang menggantikan porsi haji almarhum ayahnya.
Reza mengaku penuh semangat dalam menjalani ibadah haji tahun. Terlebih, ia harus mengemban amanah dari sang ayah.
“Tentunya amanah dari Bapak untuk bantu Ibu berhaji,” kata Reza.
Perjalanan Ida Higyawati bukan hanya tentang menunaikan ibadah haji, tapi juga tentang menaklukan keterbatasan dengan kekuatan hati. Di antara jutaan jamaah yang datang ke Tanah Suci, kisah Ida mengajarkan kita saat niat lurus dan doa tak pernah putus, maka tak ada yang terlalu berat untuk menuju rumah Allah SWT.
(Ramdani Bur)