JEDDAH – Bandara Taif yang terletak di Kota Taif, Arab Saudi, berpotensi menjadi pintu masuk dan keluar jamaah haji Indonesia. Opsi ini dapat diambil untuk mengurangi kepadatan di Bandara Pangeran Mohammed Bin Abdulaziz (Madinah) dan King Abdulziz (Jeddah).
Secara jarak, Taif ke Makkah jauh lebih dekat ketimbang Jeddah ke Makkah maupun Madinah ke Makkah. Karena itu, jamaah bisa lebih nyaman beristirahat karena jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.
"Bandara Taif jaraknya ke Makkah hanya sekitar 70 km, bahkan lebih dekat dibanding Bandara Jeddah. Saya sudah mencoba akses jalan ke sana, tidak sampai satu jam," kata Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Muhadjir Effendy kepada tim Media Center Haji 2025 di Jeddah, Kamis (12/6/2025).
Rencana yang diajukan pemerintah Indonesia mendapat sambutan positif dari pengelola bandara. Pengelola Bandara Taif siap jika dipercaya menyambut kedatangan dan kepulangan jamaah haji Indonesia.
Bandara Taif memiliki dua landasan pacu yang dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Boeing dan Airbus. Operasional bandara ini juga berlangsung 24 jam dan telah melayani penerbangan dari 11 maskapai internasional dan domestik seperti Iran, Mesir, dan Qatar.
Kekurangan Bandara Taif bisa dibilang hanya satu, yang mana hanya dapat menampung 500 orang di terminal internasional. Namun, pengelola bandara siap upgrade fasilitas jika dibutuhkan.
"Pengelola bandara menyatakan siap memenuhi permintaan kita, termasuk kemungkinan memperbesar terminal jika nantinya ada kesepakatan resmi," jelas Muhadjir.
Ditargetkan, Bandara Taif dapat menampung 10 slot penerbangan jamaah haji Indonesia. Sebanyak 10 slot itu merupakan 50 persen dari total 20 penerbangan jamaah haji Indonesia setiap harinya.
"Saat ini, total slot penerbangan haji kita sekitar 17-20 slot per hari. Penambahan slot dari Taif ini bisa sangat membantu. Dengan demikian, masa tinggal jamaah di Arab Saudi bisa dipersingkat, yang tentu saja berdampak pada efisiensi biaya," tegas Muhadjir.
“Keputusan akhir (penggunaan Bandara Taif) tentu di tangan Presiden. Tapi, dari hasil pembicaraan awal, peluang ini sangat positif dan bisa menjadi langkah strategis ke depan," tutup pria berusia 68 tahun ini.
(Ramdani Bur)