Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 04 September 2025 |14:23 WIB
Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas
Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas (Ilustrasi/Unsplash)
A
A
A

Az-Zarnuji dalam Ta'lim al-Muta'allim menjelaskan: "Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena bagusnya niat, dan banyak pula amal yang berbentuk amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia karena buruknya niat."
Andai kita mau berangan-angan, sekilas orang yang tidak makan sejak fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat puasa itu sama saja dengan orang yang tidak makan tanpa niat puasa.

Mereka berdua sama-sama kehausan, sama-sama kelaparan, lemas dan kurang tenaganya karena tidak makan dan minum. Akan tetapi orang yang pertama mendapat pahala ibadah puasa karena telah niat puasa. Sementara orang yang kedua tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus. Karena apa? Tentu jawabannya karena tidak terbesit di dalam hatinya untuk niat puasa, beribadah kepada Allah SWT.

Hadirin yang dirahmati Allah, maka dari itu sangat penting kiranya kita murnikan setiap aktifitas yang kita jalankan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Imam Al-Ghazali menjelaskan, ikhlas adalah sebagaimana sabda Rasulullah SA ketika ditanya tentang ikhlas. Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan:

"Penjelasan yang tuntas (terkait ikhlas) adalah penjelasan pemimpin setiap makhluk yakni Nabi SAW saat ditanya perihal ikhlas. Rasulullah SAW menjelaskan (ikhlas adalah) kamu berkata: 'Allah SWT adalah Tuhanku." Lantas kamu konsisten sebagaimana kamu diperintah. Artinya jangan kamu sembah hawa nafsu kamu, jangan kamu sembah selain Tuhan kamu dan kamu konsisten dalam beribadah kepada Allah SWT. Penjelasan demikian memberi isyarat untuk menghilangkan selain Allah dalam pandangan dan inilah hakikatnya ikhlas."

Sederhananya, yang dapat mengukur taraf keikhlasan adalah diri kita sendiri. Bagaimana kita mengarahkan hati dan pikiran supaya beramal murni untuk Allah SWT. Menghilangkan tujuan-tujuan lain yang dapat merusak amal sehingga apa yang kita lakukan tidak ada artinya.

Terakhir, mari kita berdo'a bersama semoga kita bisa meluruskan niat dalam beribadah kepada Allah serta semoga amal kita diterima di sisi Allah SWT. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari laman lirboyo.net).

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement