Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Transaksi Jual Beli di Masjid, Bolehkah? 

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Senin, 13 Oktober 2025 |14:39 WIB
Transaksi Jual Beli di Masjid, Bolehkah? 
Transaksi Jual Beli di Masjid, Bolehkah?  (Ilustrasi/Freepik)
A
A
A

Menjelaskan dua hadits tersebut, penulis kitab Ibanatul Ahkam menyatakan, kita dilarang melakukan aktivitas jual beli karena masjid dibangun untuk menyebut asma Allah SWT dan nasihat-nasihat kebaikan.

   اسست المساجد لذكر الله تعالى والمذاكرة في الخير لأنها بيوت الله، أذن الله يرفعها وأن يذكر فيها اسمه فلا يجوز البيع والشراء ولا نشد الضالة …وإن كان بيعهما صحيحاً مطلقاً، ومن ضاع له شيء فلا يطلبه في المسجد ويسأل عنه عند أبوابه   

Artinya: “Masjid dibangun untuk menyebut asma Allah dan saling mengingatkan dalam kebaikan karena masjid ialah ‘rumah’-Nya. Allah mengizinkan untuk mengeraskan suara dan menyebut asma-Nya di masjid sehingga tidak boleh aktivitas jual, beli, dan mencari ternak yang lari…meski jual belinya tetap sah. Kalau ada yang kehilangan ternak, ia tidak boleh mencarinya di masjid, tetapi cukup mencarinya di pintu masjid,” (Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Syekh Alwi Abbas Maliki, Ibanatul Ahkam, [Kairo: Darul Fikr, 1996 M/1416 H], juz I, 269)   

Meski dilarang karena melanggar etika masjid yang tidak boleh teriak-teriak di dalamnya, hukum jual beli di masjid tetap sah sejauh memenuhi persyaratan jual beli. Persyaratan tersebut adalah adanya penjual dan pembeli, shighah atau pernyataan jual beli, produk, dan harga produk.   

Sementara itu, dalam konteks transaksi jual beli digital, aktivitas jual beli tidak menimbulkan suara seperti peternak kehilangan hewannya atau penjual yang teriak menjajakan barang dagangannya. Aktivitas jual beli online lebih sedikit mencederai kehormatan masjid.

Wallahualam 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement