Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Khutbah Jumat : Mengejar Ridha Allah di Tengah Kesibukan Sehari-hari

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Jum'at, 31 Oktober 2025 |10:28 WIB
Khutbah Jumat : Mengejar Ridha Allah di Tengah Kesibukan Sehari-hari
Khutbah Jumat : Mengejar Ridha Allah di Tengah Kesibukan Sehari-hari (Ilustrasi/Unsplash)
A
A
A

JAKARTA - Cinta dan ridha Allah SWT menjadi dambaan bagi umat Islam. Namun, di tengah kesibukan dengan urusan dunia, kadang hubungan dengan Sang Pencipta jadi terganggu. 

Sebagai hamba, sudah menjadi kewajiban untuk bertawakal kepada Allah SWT. Meski sibuk dengan urusan dunia, kaum muslim tetap harus mengingat Allah SWT. 

Berikut petikan khutbah Jumat mengenai mengejar ridha Allah di tengah kesibukan sehari-hari, sebagaimana melansir laman NU, Jumat (31/10/2025): 

Khutbah I

 اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ لِعِبَادَتِهِ، وَجَعَلَ السَّعَادَةَ فِي مَحَبَّتِهِ، وَنَصَبَ الْآيَاتِ دَلِيلًا عَلَى عَظَمَتِهِ، وَأَنْزَلَ الْكِتَابَ هُدًى لِمَنْ رَغِبَ فِي قُرْبِهِ وَرَجَاءً لِرَحْمَتِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ سَارَ عَلَى نُورِهِ وَاتَّبَعَ سُنَّتَهُ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ وَفَاتِهِ، اَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَدْ قَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah,

Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah ta'ala atas segala bentuk nikmat. Terkhusus, atas anugerah iman, islam, dan kesehatan. Dengan rahmat-Nya pula, kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul di masjid ini pada hari Jumat yang penuh keberkahan. 

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, teladan utama bagi kita semua, yang mengajarkan bagaimana cara mencintai Allah dan segenap makhluk-Nya melalui ibadah, keikhlasan, dan perbuatan baik. Begitu juga kepada keluarga, kerabat, segenap sahabat, dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman, semoga mereka senantiasa di bawah naungan rahmat Allah yang Maha Penyayang. 

Selanjutnya, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ta'ala dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan bertakwa juga, kita dapat memperoleh rahmat yang tiada tara dari Allah ta'ala. Sebagaimana dalam Alquran Surat Al-Hadid ayat 28 dijelaskan:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Di zaman modern seperti sekarang, banyak dari kita hidup dalam rutinitas yang padat dan melelahkan. Setiap harinya dihiasi dengan urusan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, dan tekanan ekonomi yang tidak ada habisnya. Pikiran kita pun sering kali tersita oleh hal-hal duniawi sehingga lupa dengan mengingat Allah.  

Karena itu, penting bagi kita untuk kembali mengejar Allah dan cinta-Nya di tengah kesibukan dunia ini. Cara yang pertama ialah dengan bertawakal. Yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha dengan semaksimal dan sebaik mungkin. Sebab Allah ta'ala sendiri secara tegas menyampaikan, dalam QS Ali Imran ayat 159:

 فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ 

Artinya: “Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” 

 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Kita jangan sampai salah menangkap pemahaman, tawakal bukan berarti meninggalkan usaha dan hanya pasrah pada keadaan. Sebaliknya, tawakal adalah sikap hati yang penuh keyakinan kepada Allah setelah seseorang melakukan usaha dengan maksimal. Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Tafsirul Munir, jilid 4, halaman 77, menjelaskan:

 فَلَيْسَ هُوَ تَرْكَ الْأَسْبَابِ، كَمَا زَعَمَ قَوْمٌ، وَإِنَّمَا هُوَ الثِّقَةُ بِاللّٰهِ وَالْإِيقَانُ بِأَنَّ قَضَاءَهُ مَاضٍ، وَاتِّبَاعُ سُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّعْيِ فِيمَا لَا بُدَّ مِنْهُ مِنَ الْأَسْبَابِ 

Artinya: “Tawakal itu bukan berarti meninggalkan usaha, sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang. Tetapi hakikatnya adalah menaruh kepercayaan penuh kepada Allah, meyakini bahwa ketetapan-Nya pasti berlaku, serta mengikuti sunnah Nabi-Nya dalam berikhtiar terhadap hal-hal yang memang harus diusahakan.” 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Tidak hanya dengan bertawakal, kunci untuk menggapai cinta Allah ta'ala juga, ialah dengan bertakwa dalam setiap keadaan. Setelah bertawakal, kita perlu untuk menjaga batas-batas ketakwaan sebagai seorang hamba yang beriman.   

Dalam hal ini, takwa berarti menjaga diri dari perbuatan dosa dan selalu berusaha menjalankan perintah-Nya, baik saat lapang maupun sempit. Sebagaimana Allah ta'ala berfirman dalam QS Ali Imran ayat 76:

 فَاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ 

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Takwa merupakan kesadaran penuh untuk selalu berhati-hati dalam hidup, menjauhi larangan, dan menjalankan segala perintah Allah. Sederhananya ialah sikap kita waspada agar tidak terjerumus dalam dosa, serta tekun menjalankan apa yang diridai Allah. Ath-Thabari dalam kitab Jami’ul Bayan, jilid 5, halaman 515, menjelaskan:

 فَإِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يَتَّقُونَهُ، فَيَخَافُونَ عِقَابَهُ، وَيَحْذَرُونَ عَذَابَهُ، فَيَجْتَنِبُونَ مَا نَهَاهُمْ عَنْهُ وَحَرَّمَهُ عَلَيْهِمْ، وَيُطِيعُونَهُ فِيمَا أَمَرَهُمْ بِهِ 

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Yakni, orang bertakwa adalah mereka yang takut akan hukuman-Nya, waspada terhadap siksa-Nya, menjauhi apa yang dilarang dan diharamkan atas mereka, serta menaati segala perintah-Nya.” 

 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Selanjutnya, tidak hanya dengan bertawakal setelah berusaha dan bertakwa saja untuk menggapai cinta Allah, akan tetapi juga dengan senantiasa bertobat atas kesalahan yang telah dilakukan. Sebab sebagai manusia, kita tentu tidak akan pernah luput dari dosa dan kekhilafan. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 222, Allah berfirman:

 اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ 

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Tobat adalah salah satu cara paling mulia untuk meraih cinta Allah. Karena dengan begitu, kita mengakui kesalahan di hadapan Allah, yang menyebabkan kita terbebas dari segala bentuk dosa.  

Secara sederhana, bentuk esensial dari laku tobat ini ialah berubah secara total. Yakni, yang semula gemar melakukan dosa, berganti dengan suka melakukan amal kebaikan. Sebagaimana mengutip dari kitab Ihya’ ‘Ulumuddin karya Al-Ghazali, jilid 4, halaman 4, disebutkan:

 وَقَالَ سَهْلُ بْنُ عَبْدِ اللّٰهِ التُّسْتَرِيُّ: اَلتَّوْبَةُ تَبْدِيلُ الْحَرَكَاتِ الْمَذْمُومَةِ بِالْحَرَكَاتِ الْمَحْمُودَةِ 
Artinya: “Sahl bin ‘Abdullāh at-Tustari berkata: Taubat adalah mengganti gerakan (perbuatan) yang tercela dengan gerakan (perbuatan) yang terpuji.” 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah, 

Kita memahami bahwa untuk menjadi manusia yang dicintai Allah tidak cukup hanya dengan ucapan atau niat baik semata. Diperlukan kesungguhan dalam menjalani hidup dengan bertawakal kepada Allah, bertakwa dengan menjaga diri dari dosa, serta senantiasa bertaubat atas kesalahan yang telah dilakukan.  

 

Tiga hal inilah yang menjadi fondasi bagi seorang hamba agar selalu dekat dengan kasih sayang Allah, meskipun hidup di tengah kesibukan dunia modern. 

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama memperbaiki diri. Jadikan tawakal, takwa, dan tobat sebagai bagian dari keseharian kita. Dengan begitu, hidup akan terasa lebih tenang, hati menjadi lapang, dan kita akan merasakan indahnya hidup dalam cinta dan ridha Allah ta'ala.

 بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement