Terlebih saat berada di Nga Pone Chey Village, menanti buka puasa seolah lama sekali. Namun, masyarakat telah memadati masjid sejak waktu ashar. Mereka antusias mengikuti buka puasa bersama yang dihadirkan oleh lembaga kemanusiaan Indonesia. Sebotol air mineral, sekaleng soft drink dan sebungkus nasi Buriyani lengkap dengan kari kambing, menemani buka puasa para pegiat kemanusiaan asal Indonesia yang membaur dengan masyarakat setempat. Saat waktu menunjukkan pukul 18.50 waktu Sittwe, semua dengan nikmat menyantap hidangan berbuka, berkah dari semangat jangan takut berbagi masyarakat Indonesia.
"Saat puasa dan siang hari berasa terik sekali, saat maghrib tiba, berasa plong. Perjuangan sehari menunaikan puasa sekaligus menggulirkan bantuan, bisa bikin senyum sendiri. Kadang kondisi di siang hari bisa jadi cerita lucu saat berbuka tiba. Bersyukur lah kita lahir dan tinggal di Indonesia, puasanya gak selama di sini. Cari takjil dan sahur juga mudah. Memang kondisi di sini sangat memprihatinkan dan masih membutuhkan banyak support dari masyarakat Indonesia maupun dunia," tutur Narwan, menutup cerita perjalanan Ramdannya di Rohingya hari itu.
(Muhammad Saifullah )