Telah berpulang ke rahmatullah ulama kharismatik Betawi Abuya Kiai Abdurrahman Nawi. Beliau wafat pada pukul 13.45 di Rumah Sakit Bakti Yudha Depok, Jawa Barat, Senin (18/11/2019).
Wafatnya Kiai Abdurrahman Nawi juga disampaikan oleh Ustadz Yusuf Mansur dalam akun Instagram-nya @yusufmansurnew.
"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun, telah wafat guru kami yang mulia, Kiai Betawi... KH. Abdurrahman Nawi. Mohon doanya ya," katanya Senin (18/11/2019).
Di tempat terpisah cucu Kiai Abdurrahman Nawi membenarkan berita duka tersebut. “Iya, betul abuya wafat,” ujar Ustadz Darul Qutni, salah seorang cucunya.
“Mohon mari kita kirimkan doa Al-Fatihah. Mudah-mudahan amal beliau diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin,” kata Ustadz Darul.
Kiai Abdurrahman Nawi merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Awwabin Depok. Ia dilahirkan di Tebet, Melayu Besar, Jakarta Selatan pada Jumat bulan Safar 1354 H bertepatan dengan tahun 1933 M.
Seperti dilansir NU Online, ayahnya bernama H Nawi bin Su’id. Sementara ibunya bernama ‘Ainin binti Rudin.
Jenazah almarhum Kiai Abdurrahman Nawi kini disemayamkan di Pesantren Al-Awwabin, Depok. Rencananya jenazah akan dimakamkan pada jam 09.00 besok pagi di Pesantren Al-Awwabin, Bedahan, Depok.
Santri Kiai Abdurrahman Nawi, Ahmad Rifaldi mengatakan, Kiai Abdurrahman Nawi tidak diragukan lagi dalam menghasilkan banyak karya yang luar biasa.
Karya-karyanya lahir dari berbagai macam cabang keilmuan seperti tauhid bernama Sullamul Ibad, nahwu bernama Nahwu Melayu, fikih yang spesifik menjelaskan tentang tata cara berhaji bernama manasik haji, doa keseharian, bacaan salasilah tarawih, dan lain-lain.
Ciri khas karya-karyanya, terang Ahmad, ditulis dengan bahasa yang sederhana sehingga masyarakat awam di Jakarta dapat memahami dengan lebih mudah sehingga banyak kalangan asatidz di Jakarta yang muncul sebab berkah mengaji kepada Abuya KH Abdurrahman Nawi.
Dulu, lanjut Ahamd, saat masih aktif dalam berdakwah Kiai Abdurrahman Nawi bukan hanya dianggap milik Al-Awwabin yakni pesantren yang didirikannya. Namun beliau dianggap milik sejuta umat sehingga sosok karismatiknya sudah sangat mewarnai kehidupan banyak orang.
(Dyah Ratna Meta Novia)