Pada awalnya, Eesa tak memberi tahu siapa pun bahwa dia telah menjadi seorang muslim. Ia tak siap menghadapi komentar dan kritik.
Ia hanya menegaskan bahwa tahun-tahun perjalanan dan studinya di Mesir dan Yaman telah mengajarinya begitu banyak tentang luasnya dan rahmat Islam.
Tapi saat itu, dia berpikir dia akan menyimpannya untuk sementara waktu. Dia tidak mengenal orang lain yang muslim kecuali sepupunya.
Suatu ketika Eesa mendapatkan buku-buku tentang tauhid dari toko buku Islam setempat. Ia juga mendapat buku tentang doa, puasa, kehidupan Nabi Muhammad.