Setelah tiga atau empat bulan kemudian, ia menghadiri ceramah di rumah Abdur Rahman Green di London Selatan, Inggris. Pembicaraan dilakukan di ruang depan rumah dan semua orang duduk dan mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap pembicaraannya.
Eesa mengatakan, ia belajar banyak dari dasar-dasar Islam dalam pertemuan yang menginspirasi ini.
Meskipun masih muda, Eesa tidak menganggap Islam itu agama yang keras. Namun ia menerimanya sebagai agama yang masuk akal.
Dia memahami mengapa alkohol dilarang sebab ia melihat bahaya dari alkohol yang memabukkan. Eesa juga berpesan, mualaf harus melakukan penelitian tentang kehidupan para sahabat Nabi dan melihat bagaimana mereka mempraktikkan Islam dalam kehidupanya. Ini merupakan pengetahuan dasar. (DRM)
(Muhammad Saifullah )