SETIAP wanita merupakan makhluk istimewa, sebagai sosok wanita muslimah tentunya kita pahami setiap bulan wanita mengalami siklus haid atau biasa disebut "datang bulan".
Karena muslimah berhalangan, tentunya ada amalan ibadah yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala karena kondisi “tidak bersih” nya tersebut. Ibadah tersebut ialah seperti melaksanakan sholat, berhaji, dan berpuasa.
Ketua Pelaksana Harian Yayasan Pendidikan Islam Al-‘Aliim Bandung, Ustadz Mohammad Teguh Budiman, mengungkapkan solusi bagi seorang muslimah agar tidak “galau” menghadapi kondisi tersebut. Khususnya sebentar lagi menjelang hari raya Idul Adha 2020/1441 Hijriah, di mana terdapat hari yang istimewa untuk melaksanakan puasa Arafah, namun seorang muslimah yang berhalangan tentunya tidak dapat berpuasa.
Kang Teguh demikian ia karib disapa menuturkan, pada zaman Rasulullah istrinya Aisyah sempat "galau" karena tidak bisa melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Bermula ketika Nabi Muhmammad melaksanakan haji wada’, kemudian Rasulullah bersiap untuk berangkat bersama para istrinya. Sebelum masuk Kota Makkah, Nabi Muhammad singgah terlebih dahulu di Saraf. Di tempat ini, Aisyah menangis karena mengalami haid, sehingga beliau tidak bisa umrah untuk tamattu’.
Sebagai suami yang baik, Rasulullah menengoknya, menjumpai istrinya tercinta dalam keadaan menangis: “Kamu kenapa? Apa kamu haid?” tanya Rasulullah. “Ya.” Jawab Aisyah.
Baca juga: Masya Allah, Laki-Laki Berbakti kepada Orangtua Ini Wafat ketika Sujud
Kemudian Rasulullah bersabda dalam haditsnya: “Haid merupakan keadaan yang Allah tetapkan untuk para putri Adam. Lakukan seperti yang dilakukan jamaah haji, selain thawaf di Kakbah,” (HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya).
“Kita bisa perhatikan, kalimat pertama yang disampaikan Nabi untuk menghibur istrinya, ‘haid merupakan keadaan yang Allah tetapkan untuk para putri Adam’. Beliau ingatkan Aisyah agar tidak terlalu bersedih memikirkan keadaannya," ujar Ustadz Teguh saat berbincang dengan Okezone, Rabu (15/7/2020).
"Padahal itu satu-satunya kesempatan berhaji bersama Rasulullah. Kesempatan yang tidak mungkin akan berulang. Namun Rasulullah mengatasi kesedihan istrinya dengan nasihat agar ikhlas, ridha, dan sabar terhadap ketetapan Allah Ta'ala,” imbuh konsultan wakaf di Yayasan SKeMA Bandung ini.
Menurut Ustadz Teguh, dengan menerima ketetapan yang Allah berikan tentunya akan membuat hati ikhlas, ridha, dan telah beriman kepada takdir yang diturunkan kepadanya. Setiap muslimah yang ingin maksimal beribadah kepada Allah, tentunya akan merasa sedih manakala tak dapat melakukannya lantaran terhalang oleh kodrat sebagai wanita, seperti haid.
“Namun demikian, sejatinya di sana ada amal ibadah hati yang memberi peluang bagi muslimah untuk mendulang pahala. Amal itu adalah ikhlas, ridha, dan sabar terhadap ketentuan dan ketetapan Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal ibadah hati kaum muslimah tersebut," lanjut dia.