Nabi Idris berkata kepada malaikat itu, "Sesungguhnya Allah telah mewahyukan anu dan anu kepadaku, maka bicaralah kamu kepada Malaikat Maut agar sudilah ia menangguhkan ajalku supaya amalku makin bertambah."
Malaikat itu lalu membawa Nabi Idris di kedua sayapnya menuju langit keempat. Kemudian diketemukannya Nabi Idris dengan Malaikat Maut dan dicabutlah nyawa Nabi Idris di langit keempat.
Baca juga: Meneladani Kedermawanan Utsman bin Affan
Sebelumnya Malaikat Maut diperintah oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mencabut nyawa Nabi Idris dilangit keempat, tetapi tidak tahu caranya bagaimana mencabut nyawa di langit keempat. Sedangkan Nabi Idris berada di bumi. Lalu dengan perintah dan semua keajaiban Allah Subhanahu wa ta'ala, akhirnya Allah mengangkat Nabi Idris menuju langit keempat.
Dengan demikian makna dari Surah Maryam Ayat 57 terhadap Nabi Idris, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَرَفَعْنَٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا
Artinya: "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS Maryam [19]: 57)
Hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya. Tetapi Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui jalur lain dari Ibnu Abbas bahwa ia pernah bertanya kepada Ka'ab, lalu disebutkan hal yang serupa dengan kisah di atas.
Baca juga: Mus'ab bin Umair, Dibenci Ibu karena Keislamannya hingga Gugur sebagai Syuhada
Hanya dalam riwayat ini disebutkan bahwa Nabi Idris berkata kepada malaikat yang terdekat dengannya, "Maukah engkau menanyakan hal itu kepada Malaikat Maut?"
Pertanyaan tersebut mengenai sisa dari ajalnya, dengan maksud Nabi Idris akan manambah amalnya. Kemudian dibawalah Nabi Idris ke langit keempat. Lalu akhirnya bertemu Malaikat Ajal.
(Hantoro)