Makna Berkurban
Dari peristawa kurban yang telah dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim As, ada beberapa makna dan pelajaran yang dapat dipetik, yakni ; Pertama, teladan untuk sabar. Nabi Ibrahim sudah lama menunggu untuk dikarunia anak, tapi tetap sabar. Bahkan ketika telah memiliki anak bernama Ismail masih diuji kesabarannya dengan perintah untuk menyembelihnya.
Kedua, tiadanya egoisme beragama. Sebagai seorang ayah yang telah lama menunggu kehadiran buah hatinya, tentu tak mudah menuruti mimpi untuk menyembelihnya. Namun karena ketaatannya kepada Allah, Ibrahim menyembelih sifat egoismenya itu. Sifat egois cenderung untung menang sendiri. Sifat yang sesungguhnya melekat pada binatang. Hanya mementingkan egonya tanpa menggunakan akal dan nuraninya.
Ketiga, bakti anak kepada orang tua. Ismail As adalah anak sholeh yang berbakti kepada kedua orang tua (birul walidain). Ia dengan tegas dan tanpa keraguan meminta agar ayahnya (Ibrahim) melaksanakan mimpi untuk menyembelihnya. Sebagai tanda cinta kepada Ibunya (Siti Hajar), Ismail meminta kepada ayahnya agar bajunya berlumur darah dibawa pulang dan menyerahkan pada ibunya, dan menyampaikan salam serta mendoakan semoga ibunya sabar menerima ujian ini. Mengharukan!.
Keempat, pengorbanan terhadap apa yang kita cintai. Ibrahim telah rela melakukannya karena keimanan kepada Allah. Maka pertanyaannya adalah, pada musim pandemic COVID-19 sekarang ini pengorbanan apa yang telah kita lakukan sebagai seorang muslim demi cita-cita hidup kita sebagai hamba Allah?. Islam adalah agama yang menuntut bukti perjuangan dan pengorbanan dari setiap hambanya, sebagaimana telah diteladankan oleh para Nabi dan Rasul, para sahabat Nabi, para Syuhada, Mujahidin dan Shalihin.