Catatan Sejarah Pemberontakan Mengatasnamakan Islam

Vitrianda Hilba Siregar, Jurnalis
Rabu 31 Maret 2021 17:42 WIB
Catatan sejarah pemberontakan mengatasnamakan Islam. (Foto: Freepik/Ilustrasi)
Share :

Pemberontakan Kedua

Pemberontakan kedua terjadi pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu. Pada masa beliau muncul gerakan separatis yang dimotori oleh beberapa kalangan kabilah Arab. Mereka menyatakan murtad dari Islam. Mereka berkata: “Masa kenabian berakhir dengan wafatnya Muhammad. Maka kita tidak mentaati siapa pun selama-lamanya setelah wafatnya Muhammad!!” Dan lainnya lagi menyatakan menolak untuk membayar zakat.

Pemberontakan dan gerakan murtad ini merupakan ancaman langsung terhadap eksistensi Islam, sehingga membuat Islam benar-benar dalam kondisi genting. Kemudian Allah selamatkan agama ini dengan mengokohkan dan memantapkan hati Abu Bakar ash-Shiddiq untuk tampil memerangi dan menumpaskan gerakan separatis dan aksi murtad tersebut. Tindakan Abu Bakar ini didukung oleh seluruh Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Imam ‘Ali Ibnul Madini berkata: “Sesungguhnya Allah menjaga agama ini dengan Abu Bakar Radhiyallahu anhu pada saat terjadi riddah dan dengan Imam Ahmad rahimahullah pada hari mihnah.”

Pemberontakan Ketiga

Pemberontakan ketiga terjadi pada masa pemerintahan Khalifah ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Yaitu gerakan teroris yang merupakan konspirasi Yahudi dan Persia untuk melakukan pembunuhan yang dilakukan oleh Abu Lu’lu’ah al-Majusi terhadap Amirul Mukminin al-Faruq ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Beliau wafat tahun 23 H (643 M) Radhiyallahu anhu.

Pemberontakan Keempat

Kemudian di zaman pemerintahan khalifah ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu muncul pula gerakan teror dan pemberontakan yang memprovokasi massa untuk anti terhadap khalifah yang sah, Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu. Gembong dari gerakan ini adalah ‘Abdullah bin Saba’ al-Yahudi. Dia menampilkan diri sebagai seorang Muslim, namun kedengkian dan kekufuran terhadap Islam tersimpan di dadanya.

Selama 40 hari khalifah ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu dikepung di rumah beliau sendiri. Para pemberontak (Khawarij/Teroris) pun bahkan berani menerobos masuk rumah khalifah ‘Utsman dengan menaiki dinding rumah beliau. Kemudian dengan kejinya mereka membunuh Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan yang ketika itu sedang membaca Al-Qur-an. Muncratlah darah suci seorang Sahabat mulia Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tetesan pertama darah beliau mengenai mushaf yang berada di pangkuannya, tepat mengenai ayat Allah:

فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Maka Allah akan mencukupi (membalas)mu dari mereka dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Baqarah/2: 137][11] Beliau Radhiyallahu anhu wafat pada tahun 35 H (656 M).

رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا

“Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri (Makkah) ini, negeri yang aman sentausa….” [Al-Baqarah/2: 126]

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Muslim lainnya