3. Illalladzina Aamanu wa 'amilus-shalihati wa tawa shau bil-haqqi wa tawashaubis-shobr (kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran).
Semua manusia akan celaka kecuali mereka yang beriman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, Rasul, hari akhir, qada dan qadar. Contohnya orang yang meninggalkan salat, tidak boleh dihukumi kafir. Tanya dulu alasannya kenapa dia tinggalkan salat. Apakah karena malas atau karena sengaja. Jika alasannya karena malas berarti ia fasik, bukan kafir.
Baca juga: Mengapa Luar Angkasa Sangat Gelap? Ini Penjelasan Alquran dan Sains
Iman adalah syarat mutlak seseorang untuk masuk surga milik Allah Subhanahu wa ta'ala. Orang-orang beriman dan beramal saleh adalah manusia terbaik. Allah memuji mereka dalam Alquran. Hal yang membedakan seorang muslim dengan non muslim adalah iman.
Karakter iman manusia yaitu "Al-Imanu yazidu wa yanqush" (iman itu naik dan turun). Jadi, iman bisa naik tergantung ketaatan seseorang. Beda dengan imannya para Malaikat yang tidak bertambah dan tidak berkurang karena mereka diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Mereka tercipta tanpa nafsu.
Sedangkan iman para Nabi terus meningkat dan tidak pernah berkurang meskipun diberi ujian berat. Itulah kemuliaan para Nabi.
"Kemudian setelah beriman, manusia beruntung adalah mereka yang beramal saleh. Jadikan setiap pekerjaan kita sebagai amal saleh. Awali dengan niat untuk Allah agar amalannya diterima Allah," terang Ustadz Muchlis.
Baca juga: Otak Manusia Usia 40 Tahun Berubah Menakjubkan, Ini Penjelasan Alquran dan Sains
Selanjutnya agar terhindar dari kerugian, jadilah orang yang senantiasa saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kita tidak cukup hanya beriman dan beramal saleh, namun harus saling menasihati untuk memperjuangkan kebenaran.
Menurut para ulama, sabar itu ada tiga macam yaitu sabar dalam ketaatan (beribadah), sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar menghadapi takdir Allah Subhanahu wa ta'ala.
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)