3. Masjid Jami Kaliyoso Jogopaten
Masjid Jami Kaliyoso Jogopaten berlokasi di Kaliyoso, Desa Jetiskarangpung, Kecamatan Kalijambe, Sragen. Masjid kuno yang didirikan oleh Bagus Turmudhi bergelar Kiai Abdul Jalal 1 ini sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya (BCB) oleh Disdikbud Sragen pada 2018 silam.
Di dalam masjid terdapat 12 saka guru. Menariknya, salah satu saka guru itu sengaja dibuat dengan konstruksi miring. Masjid ini dibangun pada tanah pemberian PB IV.
Baca juga: 8 Aktivitas Ramah Muslim di Chinatown Singapura, Bisa Ziarah Masjid Lho
"Ke-12 saka guru, pintu utama, mimbar kayu, dan lain-lain merupakan pemberian PB IV. Di salah satu saka guru, dekat mimbar, terdapat sebuah pusaka berupa tombak pemberian PB IV," papar Kasi Sejarah dan Tradisi Disdikbud Sragen Johny Adhi Aryawan kepada Solopos, Selasa 7 September 2021.
Pada masa kolonial Belanda, Masjid Jami Jogopaten menjadi pusat pengembangan agama Islam. Seorang pejuang bernama Syech Imam Tabbri pernah berlindung di Blagungan, yang masuk Perdikan Kaliyoso, setelah dikejar-kejar pasukan Belanda. Di Perdikan Kaliyoso ini, Syech Imam Tabbri disambut hangat oleh para ulama yang menjadi pengikut setia dari Pangeran Diponegoro.
"Karena masuk wilayah perdikan, para ulama pejuang cenderung aman bersembunyi di Kaliyoso. Siapa sosok Syech Imam Tabbri pernah dikupas dalam Dialog Budaya Sragenan yang digelar Disdikbud Sragen di Masjid Kalioso Jogopaten pada 12 Juli lalu," jelas Johny.
Baca juga: 10 Masjid Terapung Paling Terkenal di Dunia, Arsitekturnya Sangat Indah