HIDAYAH Islam bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja, seperti dialami oleh ibunda mualaf cantik bernama Yaz Spaz. Dalam sebuah kesempatan, ia meminta sang ibu untuk membagikan kisah perjalanannya hingga menjadi seorang Muslim. Pasalnya, ibunda Yaz terlahir dari keluarga Katolik yang sangat taat. Mengabulkan permintaan putrinya, ibunda Yaz pun akhirnya menceritakan kisah menjadi mualaf melalui media sosial sang putri.
Dikutip dari kanal YouTube Ayatuna Ambassador, Senin (25/10/2021), ibunda Yaz Spaz adalah seorang keturunan asli Kuba yang dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat. Sementara ayahnya adalah seorang tentara berpangkat tinggi di Kuba. Hidupnya sangat nyaman dan tenteram sebelum akhirnya Fidel Castro muncul memulai revolusi di Kuba dan menyerang barak militer. Peristiwa itu membuat nyawa sang ayah sangat terancam. Mereka pun terpaksa harus mengungsi ke Amerika Serikat.
Baca juga: Yakin Jadi Mualaf, Gadis Cantik Ini Rela Diusir dari Rumahnya
Memutuskan untuk tinggal di sana, ibunda Yaz akhirnya masuk ke sekolah Katolik hingga kelas III SMA. Namun terlepas dari itu semua, jauh di dalam hati ibunda Yaz terdapat keraguan terhadap agama yang diimaninya. Itulah alasan mengapa ia mulai mempelajari agama secara serius setelah lulus dari SMA.
Setelah lulus, ibunda Yaz akhirnya bertemu dengan teman Muslim di kampusnya. Ia merasa sangat bersyukur bisa berteman dengan orang-orang itu. Pasalnya, merekalah yang membantu ibunda Yaz mempelajari dan memperkenalkan ajaran-ajaran agama Islam.
"Alhamdulillah, Allah mengirimkan saya teman di universitas. Saya belajar Islam dari mereka. Mereka memberi saya Alquran, jadi saya mulai membacanya. Mereka juga memberikan saya banyak buku, jadi saya tahu perbandingan antara agama Kristen dan Islam. Banyak pertanyaan saya ketika menjadi Katolik, semua terjawab dalam Islam," ujar ibunda Yaz dalam video.
Saat memeluk agama Katolik, ibunda Yaz mengaku ragu dan memiliki banyak pertanyaan, salah satunya terkait pengakuan dosa kepada seorang pendeta. Ia merasa heran mengapa harus melakukan itu kepada sesama manusia.
"Kenapa dalam agama Katolik kita harus pergi ke pendeta untuk mengakui dosa kita dan mereka punya kuasa untuk mengampuni kita? Sementara mereka juga manusia yang bisa berdosa seperti kita. Itu salah satunya," ucap ibunda Yaz.
Baca juga: 5 Artis Korea yang Mantap Jadi Mualaf, Kini Rajin Syiarkan Ajaran Islam
Selain itu, dia juga merasa bahwa perayaan Misa, yakni perayaan ekaristi dalam Gereja Katolik sangat tidak masuk akal. Para pendeta pun tidak pernah memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perayaan tersebut.
"Pertanyaan lainnya adalah kami harus pergi Misa, melakukan komuni di mana kita memakan tubuh dan darah Yesus Kristus. Ketika masih anak-anak mungkin Anda bisa percaya itu karena sering mendengar cerita, tapi setelah itu bagi saya sangat tidak masuk akal dan saya tak bisa menerimanya. Tidak ada pendeta yang bisa memberi saya penjelasan mengapa harus seperti itu," tambahnya.