PIALA Dunia 2022 Qatar dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran Surat Al Hujurat Ayat 13. Pembacaan dilakukan oleh hafidzul Quran penyandang disabilitas bernama Ghanim Al Muftah.
Opening ceremony Piala Dunia 2022 Qatar berlangsung di Stadion Al Bayt di Kota Al Khor. Pembukaan dilakukan pada hari Ahad 20 November 2022 Masehi/25 Rabiul Akhir 1444 Hijriah.
BACA JUGA:Barakallah! Alquran Surat Al Hujurat Ayat 13 Jadi Pembuka Piala Dunia 2022 Qatar
Ghanim Al Muftah membaca Surat Al Hujurat Ayat 13 didampingi aktor ternama dunia Morgan Freeman. Mereka melakukan teatrikal pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar di tengah lapangan stadion. Terdapat juga penampilan tarian khas Timur Tengah dari ratusan orang.
Berikut isi ayat suci Alquran Surat Al Hujurat Ayat 13, sebagaimana terdapat dalam Alquran Digital Okezone:
يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS Al Hujurat (49): 13)
BACA JUGA:Jadwal Sholat Awal Pekan Ini Senin 21 November 2022M/26 Rabiul Akhir 1444H
Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 13
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya saling mengenal dan menolong.
Allah Ta'ala tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannya karena yang paling mulia di antara manusia pada sisi Allah hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya.
Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah Ta'ala, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya.