Air mata wanita itu tidak dapat dibendung lagi saat menceritakan cobaan tersebut. Seakan belum cukup menyedihkan, keluarga Terri juga memberikan respons buruk terhadap keislamannya.
"Misalnya saat aku berkunjung ke keluargaku, aku merasa bukan bagian dari keluarga lagi, sebab aku lain sendiri," ungkapnya.
Komunikasi Terri dan keluarga menjadi sangat renggang. Ia merasa sedih ketika selalu mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga.
"Tiap aku mampir, mereka selalu tunjukkan raut wajah masam dan bahasa kasar tentang agamaku," ujarnya.
Terri mudah tersinggung ketika agamanya dihina. Dirinya lebih baik memutuskan kontak komunikasi dengan keluarga lantaran merasa tidak nyaman.
Kendati demikian, semua cobaan itu tidak menggoyahkan keimanannya. Dalam agama Islam, Terri mengaku menjadi pribadi lebih baik.
Terlebih lagi bagi Terri, Islam telah memberikannya kehormatan sebagai seorang perempuan.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)