JAMAAH haji Indonesia mulai mempersiapkan diri menyambut Arafah, Muzdalifah dan Mina (Arzmuna) yang dimulai pada 9 Dzuhijjah 1444 H atau bertepatan dengan 27 Juni 2023. Selain persiapan mental, jamaah juga diharapkan mempersiapkan alat pelindung diri selama menjalani puncak ibadah haji.
Armas, jamaah haji sekaligus Ketua Rombongan 3 Kloter 2 mengatakan telah melakukan persiapan menjelang pelaksanaan fase armuzna. Persiapan dilakukan setelah mendengarkan penjelasan dan manasik dari petugas haji termasuk dari tim kesehatan.
"Kami diminta untuk harus istiahat dulu minimal sehari atau dua hari sebagai persiapan ke sana," kata Armas kepada Media Center Haji (MCH) 2023, Jumat (23/6/2023).
Selain istirahat cukup, jamaah juga diminta membawa alat perlindungan diri (APD) mengingat kondisi di armuzna yang diprediksi akan cukup panas. Mulai dari payung, kacamata, alas kaki, obat pribadi, serta peyemprot air. Jamaah, lanjut Armas, juga dibekali dengan oralit dan minuman susu sereal dari tim kesehatan haji Indonesia.
Termasuk kesiapan untuk membantu jamaah lansia. Armas mengatakan anggota regu akan berupaya mendampingi mereka, termasuk membadalkan pelemparan jamarat. Kelompoknya telah membuat daftar siapa jamaah yang dibadalkan dan siapa yang akan membadalkan. Nama-namanya juga sudah ada. Apalagi, dia juga sempat ke sana meninjau ke sana secara langsung.
Dia terkesan dengan fasilitas yang ada seperti di maktab yang ada bantalnya. Tendanya juga dekat dengan jalanan, maktab 14. sehingga ketika mobil tidak macet hanya sekitar 5 atau meter menuju ke bus.
"Tapi, cuaca di sana cukup ekstrim, kesehatan kami siap, psikologis kami siap semoga kita mendapatkan haji yang mabrur. Doa-kan pak," ujar Armas.
Sementara jamaah asal Makassar (UPG 1) Wildan mengatakan sudah melihat langsung bagaimana kondisi Armuzna. Dia bahkan sudah dua kali ke sana khusus untuk mengukur jarak dari tenda dengan tempat lempar jamarat. Dia juga melakukan persiapan fisik dengan rutin berjalan di terowongan dekat hotel yang berjarak 800 meter.
"Kami sudah sempat ke sana untuk mengikur jarak antara tenda dengan jamarat. Jaraknya, kurang lebih 3 sampai 4 km dari tenda jamaah," kata Wildan. Selain fisik dengan rutin berjalan kaki, Wilda juga melakukan persiapan mental.
"Kalau ditanya mental ya, tawakkal aja mas, insyaAllah lancar," tandasnya.
(Arief Setyadi )