Usai keluar dari rumah sakit jiwa, Diana lantas tidak terlalu berkeras untuk bisa masuk Islam. Ia tidak ingin keluarganya makin berpikir negatif tentang Islam.
Diana lantas pasrah dan yakin, jika sudah takdirnya, dirinya pasti akan menemukan jalan untuk bisa menjadi seorang mualaf.
"Ya sudah dengan seiringnya waktu, saya tidak mengikuti apa yang kata hati saya. Jadi saya mengikuti keluarga, bagaimana supaya keluarga aman dan juga saya baik-baik saja. Biarlah nanti kalau memang saya itu harus ke sana pasti ada jalannya, pasti semuanya dipermudah," tuturnya.
Hingga akhirnya kesempatan itu datang. Tepatnya saat kedua orangtua Diana memilih pulang ke daerah asal mereka di Medan karena tidak betah tinggal di Cilegon.
Meski sempat diajak agar tinggal di Medan, Diana lantas yakin untuk memilih tetap tinggal di Cilegon. Setelah tidak lagi tinggal satu wilayah dengan orangtuanya, ia mulai kembali mendalami Islam. Hingga akhirnya Diana mulai makin yakin dengn agama ini.
Namun, suatu hari ia diminta keluarga besarnya untuk menghadiri ulang tahun pernikahan kedua orangtuanya di Medan. Ketakutan Diana lantas kembali terulang. Ia takut keluarganya kembali mencurigainya karena kebiasaannya yang sudah berubah total.
Berkat keyakinan dan kemantapannya untuk memeluk Islam, Diana lantas memberanikan diri meyakinkan keluarga besarnya terkait keputusannya menjadi seorang mualaf.
"Akhirnya ya sudah, saya hadapi semuanya. Ketika Lebaran tahun kemarin, saya ke Medan untuk menghadiri ulang tahun kedua orangtua saya. Nah di situlah baru saya rekonsiliasi sama keluarga, minta maaf buat hal-hal yang kurang baik yang selama ini saya lakukan," tuturnya.