KETAHUI 5 ulama pejuang kemerdekaan Indonesia berikut ini. Tanggal 17 Agustus 2023, semua orang memperingati HUT ke-78 RI.
Segala hal direfleksikan untuk mengenang perjuangan merebut kembali kemerdekaan dari para penjajah. Salah satunya terdapat fakta menarik adanya para ulama pejuang kemerdekaan Indonesia.
Peran sejumlah ulama pejuang kemerdekaan Indonesia itu sangat besar. Bukan hanya mengangkat moriil berperang melawan penjajah, mereka juga turut mengatur strategi dan terlibat langsung dalam peperangan.
Para ulama pejuang kemerdekaan tersebut rela mengorbankan jiwa, raga, hingga harta untuk menegakkan bendera merah putih.
Berikut ini deretan ulama pejuang kemerdekaan Indonesia, seperti sudah Okezone himpun:
1. Kiai Hasnawi Karim
Haji Hasnawi Karim BA adalah seorang akademisi dan pejuang Indonesia. Ia lahir di Batipuh Baruah, Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 24 Desember 1924, dari pasangan keluarga Abdul Karim Datuk Rangkayo Marajo dengan Hajjah Nurqamar Amin. Berbagai profesi dan pekerjaan pernah digeluti olehnya.
Dimulai dari guru, pejuang, perwira, hingga pemimpin dan menjadi seorang ulama. Bahkan juga menjadi pemain dalam kancah politik. Hasnawi menjadi Imam Tentara Dinas Agama Tentara Staf A Territorium Sumatera Tengah, daerah Tanah Datar, untuk membina ketaatan beragama, menanamkan iman dan ketakwaan serta budi pekerti luhur para prajurit.
Hasnawi pernah menjadi kepala pendidikan dan latihan Pemuda Republik Indonesia (PRI) Batipuh X Koto Padang Panjang. Ia ikut berjuang dalam memperoleh kemerdekaan dan mengumpulkan bahan makanan dalam pembentukan BKR, TKR Batalyon Merapi yang dirampas dari gudang perbekalan Jepang di Batipuh.
Dalam Agresi Belanda II, Hasnawi pergi ke Tarutung untuk mencari persenjataan. Belum sampai ke tempat tujuan, ia diminta menyerahkan mobilnya kepada petugas di sana, karena untuk menyusun perjuangan yang sangat disegerakan. Akhirnya Hasnawi harus berjalan kaki untuk kembali ke Padang Panjang dengan menempuh perjalanan 18 hari siang malam.
"Telapak sepatu ABRI yang saya pakai dalam perjalanan 18 hari itu habis," ucap Hasnawi mengisahkan penderitaannya dalam perjuangan.