KISAH Nabi Musa singkat dari lahir hingga wafat akan dibahas dalam artikel berikut ini. Nabi Musa Alaihissallam adalah satu dari 25 nabi yang diutus Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Nabi Musa merupakan putra dari Imran bi Yashar bin Qahits bin Lawi bin Yaqub. Dia juga saudara sepupu dari Nabi Harun Alaihissallam. Sedangkan ibunya bernama Yukabad.
Usia Nabi Harun Alaihissallam beberapa tahun lebih tua dari Nabi Musa. Nama pamannya adalah Qorun bin Yashar bin Qahits.
Kelahiran Nabi Musa
Dikutip dari an-nur.ac.id, Nabi Musa Alaihissallam lahir di Mesir 1527 SM pada pemerintahan Merneptah, pendapat lain mengatakan Ramses Akbar atau Thutmosis atau Firaun.
Musa adalah pemimpin dan nabi dari Bani Israil. Ia bertugas membawa umatnya itu keluar dari Mesir. Nama Nabi Musa Alaihissallam disebutkan sebanyak 136 kali di dalam kitab suci Alquran.
Ia memiliki nama lengkap Musa bin Imran bin Fahis bin 'Azir bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Sedangkan ibunda Musa memiliki nama Yukabad, pendapat lain mengatakan namanya adalah Yuhanaz Bilzal.
Nabi Musa Alaihissallam menikah dengan putri Syu'aib yaitu Shafura dan memiliki empat anak. Mereka adalah Alozar, Fakhkakh, Mitha, Yasin, Ilyas.
Dalam kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam saat perjalanan menuju Sidratul Muntaha dan sampai langit Al-Khaliishah (keenam), Rasulullah melihat Nabi Musa Alaihissallam memiliki postur tinggi dan kekar, berambut lebat, berjenggot putih dan panjang hingga menutupi dadanya, sembari memegang tongkat.
Nabi Musa Jadi Anak Angkat Firaun
Dikutip dari laman Yatimmandiri, Nabi Musa Alaihissallam pernah menjadi anak angkat Raja Firaun. Awalnya Firaun yang saat itu menjadi raja bermimpi lahirnya bayi laki-laki dari kaum Bani Israil yang akan menghancurkan Mesir.
Firaun pun memerintahkan bala tentara membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir di Bani Israil. Ibunda Musa khawatir bala tentara akan membunuh anaknya
Ia kemudian menghanyutkan Musa ke sungai. Bayi Musa lalu ditemukan istri Firaun yakni Asiyah binti Muzahim bin Ubaid bin al-Rayyan bin al-Walid yang kemudian merawatnya.
Nabi Musa Kabur dari Firaun dan Bertemu Nabi Syuaib
Suatu hari ketika sudah beranjak dewasa, Nabi Musa Alaihissallam mendapati dua orang berkelahi. Orang pertama berasal dari pasukan Firaun dan orang kedua berasal dari Bani Israil.
Nabi Musa Alaihissallam pun membantu orang yang berasal dari Bani Israil. Ia kemudian memukul orang dari pasukan Firaun sampai meninggal di tempat.
Nabi Musa Alaihissallam takut Firaun akan memarahinya karena salah satu dari pasukannya meninggal di tangannya. Ia pun melarikan diri ke Kota Madyan dan bertemu Nabi Syuaib Alaihissallam.
Dia kemudian belajar dan menjadi penggembala hewan-hewan ternak dari Nabi Syuaib hingga 8 tahun lamanya. Sampai suatu saat Nabi Musa menikahi salah satu putri Nabi Syuaib yakni Shafura.
Musa pun menyampaikan keinginan kembali ke Mesir untuk menyelamatkan kaumnya dari penindasan Firaun. Nabi Syuaib pun memberi izin.
Nabi Musa Melawan Firaun
Nabi Musa Alaihissallam mendapat wahyu pertama di Bukit Thursina. Ia kemudian menemui Firaun dan berkata bahwa dirinya sudah menjadi utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala lalu mengajak ikut menyembah-Nya.
Firaun menolak dan mereka berkelahi. Firaun bertarung bersama para tukang sihir, sementara Nabi Musa melawannya dengan cara menunjukkan mukjizatnya.
Nabi Musa Alaihissallam pun menang dalam pertarungan itu. Tapi, tetap Firaun tidak percaya bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun adalah utusan Allah Azza wa Jalla.
Nabi Musa Membelah Laut Merah
Setelah pertarungan itu, Firaun sangat marah dan memerintahkan bala tentara membunuh Nabi Musa beserta pengikutnya.
Nabi Musa dan umatnya pun melarikan diri ke Laut Merah. Hingga terjadi peristiwa Nabi Musa dengan tongkatnya atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala membelah Laut Merah menjadi dua.
Peristiwa itu lalu menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya. Sementara Nabi Musa Alaihissallam dan para pengikutnya selamat menyeberangi Laut Merah.
Nabi Musa Wafat
Nabi Musa Alaihissallam wafat dalam usia 120 tahun di sebuah Padang Tieh. Dijelaskan dalam buku "Kisah Teladan dalam Hadits" karya Abu Ishaq Al-Huwaini, wafatnya Nabi Musa diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pernah bercerita:
Nabi Musa Alaihissallam dulu pernah didatangi malaikat maut, lalu berkata kepadanya, "Penuhi panggilan Rabbmu."
Maka Nabi Musa Alaihissallam memukul mata malaikat maut tadi, sampai terlepas. Akhirnya malaikat tersebut kembali menghadap Allah, lalu mengadu kepada-Nya.
"Sesungguhnya Engkau telah mengutus hamba kepada seseorang yang belum ingin meninggal, dan dia telah memukul mataku."
Kemudian Allah mengembalikan matanya. Lalu berfirman kepadanya, "Kembalilah kamu kepada hamba-Ku, lantas katakan padanya, 'Kamu ingin hidup? Kalau kamu ingin tetap hidup, maka letakkan kedua tanganmu di atas bulu sapi jantan, apa yang tertutupi oleh tanganmu, maka satu helai sama dengan hidupmu satu tahun."
Kemudian dia kembali kepada Nabi Musa Alaihissallam, lalu mengatakan seperti yang diperintahkan oleh Allah Musa pun bertanya, "Setelah itu apa?"
Malaikat menjawab, "Setelah itu kamu mati."
Nabi Musa Alaihissallam mengatakan, "Bahkan sekarang, Ya Allah, matikanlah diriku di tempat yang suci pada pasir yang banyak bebatuan."
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengatakan, "Demi Allah, kalau sekiranya aku berada di sisinya, tentu akan aku beri tahu kalian kuburannya yang berada di sisi jalan di tumpukan bukit berpasir yang berwarna merah." (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)