Keindahan mushaf Alquran Istiqlal terletak pada desain iluminasi (hiasan pinggir) mushaf yang merepresentasikan ragam budaya dari 27 provinsi di Indonesia, saat itu.
Dalam proses penulisannya, goresan awal teks mushaf ini dimulai oleh Presiden Haji Muhammad Soeharto pada 15 Oktober 1991 Masehi.
"Iluminasi mushaf ini sangat indah, mewakili kekhasan budaya dari 27 provinsi di Indonesia, ketika itu. Penulisan teks ayatnya diawali oleh Presiden Soeharto," terangnya melanjutkan.
Mushaf Alquran Istiqlal terdiri atas 970 halaman, lebih banyak dari mushaf-mushaf pada umumnya. Di setiap tepi halaman dihiasi iluminasi dengan nuansa khas Nusantara.
Pada tiap 22 halaman, iluminasi diganti dari satu wilayah budaya ke wilayah budaya lainnya. Sistem penulisannya menganut kaidah golden section, yaitu tata letak yang serasi, indah dipandang, dan tidak membuat penat mata pembacanya.
Salah satu pemandu di BQMI, Ibnu Athoillah, menambahkan bahwa bagi pengunjung yang ingin menggunakan layanan digital ini harus memperhatikan jarak telapak tangan dengan sensor. Jaraknya harus proporsional, sekira 20 sentimeter di atas sensor, tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh.
"Kalau terlalu dekat, sensor tidak merespons, begitu juga kalau terlalu jauh. Jadi jaraknya harus pas, sekira 20 cm dari sensor," pungkas pria yang akrab dipanggil Atok ini sambil memeragakan tangannya di atas mushaf Alquran Istiqlal digital.
(Hantoro)