APAKAH boleh rayakan tahun baru dalam Islam? Ketahui jawaban lengkapnya berikut ini menurut penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS).
Ustadz Abdul Somad mengatakan perayaan malam tahun baru merupakan tradisi kaum Yahudi. Ketika masuk tahun baru, mereka biasanya akan meniupkan terompet dari tanduk kerbau.
"Itu perjanjian lama. Maka, jangan kasih anak-anak tiup terompet," ucap UAS, dikutip dari kanal YouTube Dakwah Cyber.
Ustadz Abdul Somad juga mengatakan tanggal 31 Desember atau malam tahun baru hendaknya diisi dengan muhasabah atau melakukan evaluasi diri.
"Kalau tidak muhasabah, habis Isya baiknya tidur. Jangan kalian ikut (merayakan tahun baru dengan tiup terompet atau sebagainya)," ujarnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga pernah mengimbau agar malam pergantian tahun baru dijadikan sebagai cara melakukan muhasabah atau evaluasi diri.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Muhyiddin Junaidi dalam pesannya pernah menyebutkan bahwa dalam pandangan Islam sebaiknya pergantian tahun dijadikan sebagai momentum yang pas untuk memperbaiki diri.
"Seraya mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik di tahun mendatang," ujarnya kepada Okezone beberapa waktu lalu.
Itulah jawaban dari pertanyaan: Apakah boleh merayakan tahun baru dalam Islam? Allahu a'lam.
(Hantoro)